Setiap orang pasti pernah atau akan mengalami momen kehilangan seseorang yang dicintai.
Tidak pernah ada orang yang siap ketika momen ini terjadi. Adanya rasa kesedihan mendalam tentu tidak terelakan.
Menurut Stroebe & Schut, beberapa gejala yang umum dirasakan orang yang mengalami kesedihan dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori berbeda.
Secara fisik ditandai dengan sulit tidur hingga kehilangan nafsu makan, kognitif seperti sulit fokus terhadap satu hal, emosional seperti rasa bersalah dan marah terhadap keadaan, interpersonal ditandai dengan menarik diri dari pergaulan, terakhir adalah perubahan gaya hidup dari keadaan sebelumnya.
Meski demikian, ada berbagai tips yang dapat dilakukan untuk dapat melewati kesedihan:
- Sadari bahwa kesedihan adalah hal yang normal
Menurut Elisabeth Kübler-Ross seorang penulis sekaligus psikiater yang berasal dari Amerika-Swiss, mengatakan ada lima tahapan kesedihan secara umum yang dituliskan dalam buku “The Five Stages of Grief”.
Penyangkalan (Denial), Marah (Anger), Menawar (Bargaining), Depresi (Depression) dan Menerima (Acceptance). Berdasarkan teori ini disimpulkan bahwa kesedihan adalah hal normal yang harus dilalui.
Dibandingkan menyangkal setiap fase kesedihan, baiknya dengarkan dan berikan waktu, sadari bahwa perasaan ini akan berlalu.
- Menangis itu perlu
Salah satu studi dari Frontiers in Psychology mengungkapkan menangis dapat melepaskan oksitosin dan endorfin. Sehingga menangis memiliki efek langsung untuk menenangkan perasaan seseorang.
- Bercerita pada keluarga atau orang terdekat
Bercerita mungkin tidak dapat mengembalikan keadaan kehilangan, namun bercerita dapat melegakan beban kesedihan.
Apalagi jika kita bercerita pada orang yang pernah mengalami hal yang sama tentunya memberikan kekuatan dan perasaan tidak sendiri.
- Cari kegiatan yang disukai
Bukan untuk melarikan diri dari perasaan sedih, tetapi melakukan kegiatan yang disukai dapat membantu meningkatkan mood dan bentuk menyayangi diri sendiri.
Misalnya menonton film, berjalan-jalan ataupun sekedar menulis sekaligus bentuk terapi rasa kesedihan.
Setiap individu memiliki waktu dan caranya sendiri dalam menghadapi kesedihan. Ada yang melewati fase satu ke fase lainnya dalam hitungan hari bahkan jam, ada pula yang lebih lama.
Namun, jika kesedihan semakin berlarut dan berujung menjadi keputusasaan, hal ini dapat berisiko menjadi depresi.
Sebelum hal itu terjadi, disarankan untuk menghubungi orang yang lebih berpengalaman untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.
(Hendi/red)