JENDELAPUSPITA – Puisi merupakan salah satu sarana bagi penyair untuk menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya. Dengan puisi, penyair mampu mengungkapkan emosi dan juga pengalaman yang berkesan melalui syair indah dengan gaya bahasa yang berima. Sehingga, tidaklah heran karya sastra ini menjadi salah satu karya sastra yang digemari oleh masyarakat.

Karya sastra yang singkat, padat, penuh perasaan, dan juga imajinatif serta mengandung rima dalam pembacaannya memiliki nilai estetika yang tinggi. Tentu saja hal ini menjadi daya tarik pembaca atau kritikus untuk membaca, menyelami, menyebarkan, dan juga mengkaji secara seksama. Hal inilah yang melatarbelakangi lahirnya aneka lomba baca dan cipta puisi.

Begitupula dalam buku antologi ini yang akan digunakan menjadi salah satu referensi wajib bagi peserta lomba tingkat nasional yang akan dilaksanakan oleh Jendela Puspita. Adapun 3 buku yang bisa dipilih oleh peserta lomba, yaitu; Sumpah Pemuda untuk Indonesia, Untukmu Pahlawanku, dan Balada Manusia di Antara.

Dari ketiga buku antologi ini, ada satu yang menarik yaitu pada buku ketiga. Buku ketiga ini mengusung jenis balada. Balada merupakan jenis baru yang berisikan tentang suatu kisah. Bisa jadi puisi ini berkisah tentang hidup atau bisa pula menceritakan tentang kehidupan tokoh yang ingin diangkat. Balada seakan mengangkat sebuah tabir tertutup atas kejadian, syairnya mengungkapkan kedalaman makna tentang sebuah peristiwa.

Saat proses kelahirannya terdahulu, balada berisikan 3 bait dengan masing-masing 8 larik. Balada bersajak a-b-a-b-b-c-c-b lalu skemanya berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Pada larik terakhir yang berada bait pertama seringkali digunakan sebagai referen untuk bait selanjutnya.

Seiring waktu, aturannya semakin menjadi bebas dan melepaskan diri dari belenggu. Seperti pada buku antologi ini, penerapan tentang jumlah larik dan juga aturan akhiran sajak. Puisi seakan menjadi diri yang baru dan segar saat dibangun oleh para penyair yang melawan belenggu yang ada.

Kedalaman makna, kekuatan gagasan, dan juga pola rima yang meyentuh menjadi poin utama dalam buku antologi ini. Para penyair berupaya memberikan rangkaian diksi yang mudah dipahami agar kedalaman pesan yang ingin disampaikan dapat terasa pada relung hati pembacanya.

Buku ini terdiri dari dua bab, yaitu puisi wajib dan puisi pilihan. Pada puisi wajib, peserta boleh memilih satu di antara 5 puisi yang tersedia yang telah ditentukan oleh panitia. Pada puisi pilihan peserta bisa membacakan karyanya sendiri ataupun penyair lain yang termuat dalam tiga judul buku yang telah ditentukan.

Semoga puisi yang termuat dalam buku ini bisa menjadi referensi menarik dan juga menjadi taman baru untuk kita jelajahi dan nikmati. Tentunya buah karya dalam buku ini tak lepas dari peranan penyair hebat yang terus konsisten mengembangkan kesusasteraan Indonesia khususnya puisi. Terima kasih kepada seluruh penyair yang telah memberikan karya indahnya dan berkontribusi besar sehingga acara lomba puisi tingkat nasional yang digagas oleh Jendela Puspita dapat terwujud.

Akhir kata, Sanggar Literasi dan Penerbit Jendela Puspita mengucapkan terima kasih atas pertemuan yang indah ini bersama penyair dan juga penikmat buku ini. Selamat menyelami setiap makna yang tertuang pada kata yang teruntai.

Siska Puspita Dewi
Koordinator Program

Balada Manusia di Antara

Penyair  : Tim Penyair Jendela Puspita

Editor : Siska Puspita Dewi

Desain Sampul : Iffah Tsabita Ihsani

Desain Tata Letak : Fikriansyah Muhamad Hatala

Penerbit : Jendela Puspita

Ukuran : 14,8 X 21 cm

Jenis Cover : Softcover

Jenis Kertas : Bookpaper 72 gsm

Info Pemesanan : 081317666047

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *