Asesmen (assessment) adalah upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja siswa, kelas/mata pelajaran, atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu. Setelah diperoleh hasil asesmen maka dilakukan proses penilaian.
Istilah assessment ini diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai proses penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu, menurut Kumano (2001), menyatakan bahwa assessment adalah “the process of collecting data which shows the development of learning” alias bentuk penilaian proses belajar siswa. Grameds pasti sudah sering kok menemui assessment ini ketika duduk di bangku sekolah. Hal ini dikemukakan oleh Gabel (1993) yang mengkategorikan assessment menjadi dua kelompok yakni assessment tradisional dan assessment alternatif.
Dalam assessment tradisional biasanya berupa tes yang jawabannya benar atau salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara dalam assessment alternatif ini biasanya berbentuk non-tes sehingga berupa essay atau uraian, penilaian praktik, penilaian proyek, kuesioner, inventori, penilaian oleh teman sebaya, penilaian diri (self-assessment), portofolio, observasi, diskusi, hingga wawancara. Jika melihat pada bentuk-bentuknya, kebanyakan assessment tersebut dilaksanakan pada mata pelajaran Bimbingan dan Konseling (BK).
Berkaitan dengan hal tersebut, Popham (1995) menyatakan, bahwa keberadaan assessment ini sudah seharusnya menjadi bagian dari pembelajaran di sekolah sebab menitikberatkan penilaiannya pada proses belajar siswa. Tidak hanya proses belajarnya saja, tetapi juga kemajuan belajar siswa. Secara umum, informasi yang diperoleh dari kegiatan assesmen ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik itu berkaitan dengan kurikulum, program pembelajaran, dan kebijakan sekolah.
Perlu diketahui juga bahwa keberadaan asesmen tidak hanya dilakukan di bangku sekolah saja, tetapi juga perguruan tinggi yang tentu saja subjeknya adalah para mahasiswa.
Tujuan
- Memantau perkembangan proses pembelajaran siswa.
- Mengecek pemenuhan terhadap capaian pembelajaran dan memberikan nilai atas proses dan hasil pembelajaran siswa.
- Memperoleh umpan balik (feetback) sebagai bagian dari siklus perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) bagi:
(a) Siswa dalam rangka perbaikan pembelajaran;
(b) Guru dalam rangka perbaikan dan pengembangan mata kuliah;
(c) Program studi dalam rangka pengembangan kurikulum;
(d) Sekolah/Madrasah dalam rangka pengembangan institusi Wahana kontrol kualitas lulusan, dalam artian bahwa melalui asesmen capaian pembelajaran dapat dipastikan seluruh lulusan suatu program studi telah memenuhi standar minimal yang telah ditentukan. Penunjang akuntabilitas institusi, yaitu sumber informasi terkait proses dan hasil pembelajaran kepada pemangku kepentingan terkait.
Penilaian (grading) adalah proses penyematan atribut atau dimensi atau kuantitas (berupa angka/huruf) terhadap hasil asesmen dengan cara membandingkannya terhadap suatu instrumen standar tertentu.
Asesmen dapat dilakukan dengan berbagai teknik asesmen antara lain ujian atau penugasan. Berikutnya dilakukan penilaian dengan bantuan instrumen penilaian tertentu, dapat berupa kunci jawaban, daftar periksa (check list), pedoman penilaian, atau rubrik. Hasil penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi yang hasilnya dapat berupa status lulus atau tidak lulus, klasifikasi perlu atau tidak perlu perbaikan, atau level tertentu.
Perbedaan Asesmen dengan Evaluasi
Banyak orang yang menganggap bahwa assessment ini sama saja dengan evaluasi, padahal sebenarnya kedua hal itu berbeda. Pada dasarnya, evaluasi ini merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh, sehingga bersifat lebih makro. Sementara assessment lebih sempit (mikro), apalagi biasanya pelaksanaannya dilakukan oleh mata pelajaran Bimbingan dan Konseling saja.(Hendi/red)