Dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-94, Jendela Puspita menggelar kegiatan seminar literasi di The Acacia Hotel & Resort, Jakarta, pada 31 Oktober 2022, dengan tema “Ayo Bangun Sekolah Giat Literasi Guna Kemajuan dan Kesejahteraan Negeri”. Kegitan tersebut juga diikuti dengan peluncuran buku, yang dibuat oleh Tim Penulis Jendela Puspita, dan juga website JendelaPuspita.com .
Kegiatan dibuka dengan lantunan ayat suci oleh Zivanna dan Khansa dari Pondok Pesantren Ikhwanul Ummah. Ada pula pementasan musikalikasi puisi yang dibawakan oleh Siska Puspita Dewi yang berjudul “Jangan Menangis, Ibu Pertiwi”. Puisi tersebut memberikan semangat kepada para peserta untuk terus berkontribusi pada Ibu Pertiwi, meski begitu banyak polemik di Negeri Indonesia tercinta. Semangat peserta semakin terbangun lagi saat menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama dan juga pembacaan ikrar Sumpah Pemuda oleh seluruh peserta.
“Pada momentum peluncuran buku kali ini, kami persembahkan Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas, Antologi Puisi Sumpah Pemuda untuk Indonesia, dan Cerita Rakyat Nusantara. Buku ini kita buat bersama dan merupakan persembahan dari Tim Penulis Jendela Puspita kepada Indonesia sebagai bentuk kecintaan kita untuk memberikan karya-karya terbaik pada masyarakat Indonesia,” tutur Erni Wardhani, guru SMKN 1 Cianjur yang menjadi MC dalam kegiatan tesebut.
“Faktanya, Indonesia merupakan negara yang rendah minta bacanya. Bahkan menurut data UNESCO 2016, Indonesia menempati posisi peringkat ke-60 dari 61 negara yang diteliti perihal minat baca ini. Jelas hal ini sangatlah menyedihkan. Tentu kita semua bertanggung jawab untuk membangkitkan minat baca dan membangun budaya tulis bangsa Indonesia. Sekolah merupakan garda terdepan yang seyogyanya membangun budaya minat baca-tulis pada generasi penerus bangsa. Kami sangat berharap peserta yang hadir dalam seminar literasi ini menjadi agen perubahan dan mengembangkan kiprah mereka untuk terus mengedukasi masyarakat, agar budaya minat baca-tulis bisa meningkat dan berkembang di Indonesia,” tutur Nur Indah Yusari, S.Pd., M.Hum., dosen Universitas Mercubuana dan Universitas Esa Unggul, selaku pemateri pada seminar literasi itu.
Tampak sekitar 100 peserta yang hadir dan sangat antusias untuk meramaikan kegiatan tersebut. Antusiasme tersebut diperlihatkan dari jam kehadiran peserta. Meski tertera pada undangan, acara akan dimulai pukul 14.00 WIB, banyak sekali peserta yang sudah tiba di lokasi acara sejak pukul 09.00 WIB. Bahkan, jam registrasi yang semula direncanakanakan dibuka pukul 13.00 WIB, dimajukan menjadi pukul 11.00 WIB.
Peserta yang hadir berasal dari Tim Penulis Jendela Puspita, guru dan kepala sekolah dari wilayah Jakarta dan Bekasi, serta beberapa rekan jurnalis dari media daring. Adapaun Tim Penulis Jendela Puspita yang hadir dalam kegiatan tersebut berasal dari berbagai kota, seperti Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Bogor, Karawang, Cianjur, Bandung, Subang, Serang, Tasikmalaya, Garut, Purwakarta, Kuningan, Semarang, dan Pati.
“Semula ada kekhawatiran dalam diri saya, bahwa kegiatan seperti ini kurang diminati. Namun, saya mendapati hal lain. Ternyata di hari ini saya berhadapan dengan Tim Penulis Jendela Puspita dan juga tamu undangan lainnya. Mereka memiliki energi luar biasa dan juga antusiasme yang tinggi untuk membangun literasi di Bumi Pertiwi. Saya percaya Jendela Puspita tidak sendiri dalam mengampanyekan literasi, tetapi dengan kekuatan Tim Penulis Jendela Puspita dan juga dukungan dari berbagai sekolah, maka budaya literasi akan tetap bangkit dengan tantangan dari berbagai sisi,” tutur Siska Puspita Dewi, Direktur Jendela Puspita.
“Saya percaya, siapa pun bisa menjadi agen perubahan. Masing-masing dari kita bisa membangun Indonesia dengan berbagai cara. Kami para penulis, mengunakan pena untuk menuangkan imajinasi, wawasan, dan kekritisan kami bersama Jendela Puspita. Agar buah karya kami selalu abadi di hati,” tutup Siska Puspita Dewi.