JENDELAPUSPITA – Orang tuaku bertanya apakah aku bersedia untuk pindah sekolah. Tentu saja aku menolak. Diriku telah melewati 3 tahun di sekolahku, ada banyak kenangan bersama teman-teman.
Aku juga bertanya mengapa aku harus pindah sekolah? Hal apa yang membuat aku harus pindah? Ayah dan Bunda mencoba memberikan beberapa pertimbangan kepadaku.
Pertimbangan yang masuk akal. Intinya mereka ingin diriku menjadi lebih baik dan berkembang dengan sangat baik, tidak hanya prestasi akademik saja.
Okey! Aku setuju dengan keputusan Ayah dan Bunda, semua untuk kebaikanku. Ternyata benar! Di SD Muhammadiyah 019 Bangkinang, sekolah baruku, diriku mempelajari banyak hal baru. Di sinilah petualangan pertamaku dimulai!
Setelah ujian semester pertama, petualangan sesungguhnya pun di mulai, yaitu hiking. Kegiatan sekolah untuk kelas tinggi mengisi masa setelah ujian, atau biasa di sebut class meeting. Sebelum hiking di mulai, kami semua berkumpul di Lapangan Pelajar.
Saat berkumpul Ustaz bertanya kepada kami, “Apakah ada yang sakit? Kalau ada yang sakit segera laporkan kepada guru pendamping! Jangan ada yang merasa kuat.”
“Tidak ada, Ustaz!” jawab kami dengan lebih semangat lagi.
“Baiklah, jika tidak ada yang sakit, ayo kita mulai perjalanan kita! seru Ustaz.
Untuk perjalanan ini, kami di bagi menjadi dua barisan. Satu barisan siswa laki-laki dan satu barisan untuk siswa perempuan. Selama perjalanan, kami menghadapi beberapa rintangan.
Rintangan pertama melewati jalanan yang berlumpur, apalagi malamnya hujan, jadi sempurnalah rintangan pertama ini. Rintangan kedua, kami melewati daerah perkebunan warga. Ada sebuah jembatan kayu yang hanya memiliki satu kayu saja.
Rintangan yang ketiga, melewati halaman belakang sekolah lain. Di sini jalannya mendaki, kami harus melewati tangga-tangga kecil yang licin.
Setelah rintangan melewati tangga yang licin, kami harus melewati sebuah jalan berjurang yang membuatku hampir terjatuh karena terpeleset.
Setelah semua kegiatan lomba usai, kami makan siang dan salat bersama. Kemudian panitia membebaskan kami untuk berenang. Yeay! Tentu saja kami semua suka.
Tengku Aisyah Fachriah, penulis berusia 9 tahun ini berdomisili di Kampar, Riau. Saat ini bersekolah di SD Muhammadiyah 019 Bangkinang Kota kelas 4. Ia hobi membaca, menulis, menggambar, dan bersepeda.