JENDELAPUSPITA – HR Rasuna Said atau lengkapnya Hj. Rangkayo Rasuna Said adalah seorang muslimah yang taat dalam beragama, dilahirkan di Desa Panyinggahan, Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 14 September 1910 Masehi.
Karier Pendidikan HR Rasuna Said
Diniyah School merupakan tempat pendidikan dasar yang ditempuh oleh Rasuna setelah kepindahannya ke Padang Panjang. Kemudian pada 1923, ia menjadi asisten guru di sekolah Diniyah Putri selama 3 tahun karena sekolah tersebut hancur akibat gempa, hingga ia pun kembali ke kampung halaman dan belajar selama dua tahun di sekolah aktivisme politik dan agama.
Pesantren Ar-Rasyidiyah adalah tempat pendidikan jenjang berikutnya yang di jalani oleh Rasuna Said setelah menyelesaikan pendidikan dasar. Ia merupakan satu-satunya santri perempuan yang di kenal sebagai sosok perempuan pandai, cerdas dan pemberani.
Riwayat Organisasi HR Rasuna Said
Rasuna Said aktif dalam organisasi Sarekat Islam yang berafiliasi dengan komunis yang kemudian di bubarkan. Dua tahun berikutnya, ia menjadi anggota Partai Sarekat Islam dan naik ke posisi kepemimpinan cabang Maninjau.
Tahun 1930, Rasuna Said bergabung dengan Soematra Thawalib dan mendirikan Persatuan Muslim Indonesia (PERMI) di Bukittinggi, juga mendirikan Sekolah Thawalib di Padang.
Emansipasi Wanita
Dalam pidato lain, Rasuna Said mengatakan kebijakan PERMI adalah memperlakukan imperialisme sebagai musuh. Kala itu, Rasuna di peringatkan oleh seorang pejabat, namun ia tak menghiraukannya dan melanjutkan sekali lagi dengan mengatakan bahwa Al-Qur’an menyebut imperialisme sebagai musuh Islam.
Setelah pidato itu tak lama kemudian dia di tangkap dan di dakwa telah menebar kebencian, kasus ini menjadikannya wanita Indonesia pertama yang di dakwa dengan pelanggaran berbicara dan di jatuhi hukuman 15 tahun.
Akhir Hayat HR Rasuna Said
Setelah Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945, Rasuna Said tidak timggal diam. Ia pun aktif di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia. Rasuna juga di tunjuk menjadi Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat.
Tak hanya itu, ia juga di angkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS), dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga wafat pada 2 November 1965.
Iin Supiyatin, S.Pd. Lahir di Cianjur, 5 Oktober 1981. Lulus S1 FKIP Universitas Suryakancana Cianjur. Mengawali profesi sebagai guru di SMK PGRI 3 Cianjur sejak Agustus 2004 hingga Juni 2022. Dan sejak Juli 2022 mengajar di SMA Negeri 1 Sukanagara Cianjur.