ISMAIL MARZUKI ditulis ulang oleh Nenden Revi Restiani

JENDELAPUSPITA – Ismail Marzuki merupakan seorang komponis besar Indonesia yang lahir pada 11 Mei 1914 di Kampung Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Ia merupakan keturunan Betawi asli, lahir dan besar di Jakarta. Marzuki sebenarnya nama ayahnya, Ismail adalah nama aslinya. Ismail bin Marzuki, namun orang lain banyak memanggilnya dengan sapaan Ismail Marzuki. Bahkan sapaan akrab teman-temannya memanggilnya dengan Mail, Maing atau Bang Maing.

Pendidikan Ismail Marzuki

Ismail Marzuki pernah belajar di pesantren, kemudian menempuh pendidikan di HIS Idenburg (setara SD), Menteng. Serta melanjutkan pendidikan menengahnya di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang setara dengan SMP di Jl.Menjangan, Jakarta.

Berbekal Ijazah hasil studi di MULO serta kefasihannya dalam berbahasa Inggris dan Belanda, ia diterima bekerja di Socony Servie Station. Namun, ia tidak lama bekerja disana sehingga pada akhirnya bekerja di perusahaan dagang KK Nies. Ia senang bekerja disana karena bisa menyalurkan bakatnya.

Karier Bermusik Ismail Marzuki

Ia memulai debutnya dalam bermusik yaitu pada usia 17 tahun dengan karya lagunya berjudul “O Sarinah” pada 1931. Pada 1937, karya-karyanya mulai direkam ke piringan hitam. Beberapa lagu yang direkam, yaitu berjudul “O Sarinah”, “Ali Baba Rumba”, dan “Olhe Lheu dari Kotaradja”.

Pada tahun 1939, ia menciptakan sebuah lagu yang berjudul “Als De Orchideen Bloeien”. Lagu tersebut menjadi pemikat hati pendengar radio hingga ke Belanda. Hal ini terbukti pada permintaan langsung pendengar untuk memutar lagu tersebut pada pemancar Radio Hilversium, Nederland.

Peranan Ismail Marzuki Pada Masa Penjajahan

Seorang komponis besar Indonesia ini tentunya memiliki perlawanan tersendiri dalam penjajahan. Pada masa penjajahan Jepang, ia melakukan perlawanan melalui lagu yang di ciptakannya. Banyak sekali lagu yang telah ia gubah dan membuncah secara pesat pada dunia radio.

Beberapa lagu yang ia ciptakan di antaranya, Bisikan Tanah Air, Indonesia Pusaka, Rayuan Pulau Kelapa, Mars Gagah Perwira (sengaja ia ciptakan untuk pemberian semangat kepada pejuang PETA).

Pada 1956, Ismail jatuh sakit. Ketika ia sakit, komposer hebat ini sempat membuat lagu yang berjudul “Inikah Bahagia?”. Dan sampai pada akhirnya, di usia yang menginjak 44 tahun, yaitu pada 25 Mei 1958, ia tutup usia.

ISMAIL MARZUKI ditulis ulang oleh Nenden Revi Restiani

Nenden Revi Restiani, perempuan kelahiran 1997 ini tinggal di Garut, Jawa Barat. Alumni S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia. Baginya, menulis adalah keterampilan memadu aksara menjadi sebuah cerita.