Bogor, 12 Maret 2023 – Minggu, 12 Maret 2023 Yayasan Budaya Hanjuang Bodas Indonesia menggelar acara “Gerakan Literasi Kota Bogor dan Parade Pembacaan Puisi” di Gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor H. Sujatmiko Baliarto.
Acara Gerakan Literasi Kota Bogor dimulai dengan pemberian piagam penghargaan dan souvenir buku Asyiknya Bertualang yang diterbitkan oleh Jendela Puspita kepada Prof. Dr. Didik N. M.Sc, Rektor Universitas Pakuan Bogor, Prof. Dr. H. E. Mujahidin, M.Si., Rektor Ibnu Khaldun Bogor, dan Guru Besar mantan rektor Universitas Pakuan Bogor Profesor Dr. Bibin Rubini, M.Pd., selaku pendidik yang berkontribusi dalam kemajuan literasi kota Bogor.
Piagam Penghargaan dan souvenir buku Asyiknya Bertualang karya Tim Penulis Cilik Jendela Puspita juga diberikan kepada Kepala Sekolah dan penulis di kota Bogor yang memiliki prestasi dalam bidang literasi menurut penilaian Yayasan Budaya Hanjuang Bodas Indonesia, yang diprakarsai oleh Ace Sumanta S.H., S.Pd.
Selain nama-nama di atas, penghargaan diberikan juga kepada aktivis literasi yang berkontribusi dalam pengembangan literasi kota Bogor, salah satunya adalah Jendela Puspita, selaku penerbit kesusasteraan dan Kebudayaan.
Selama ini Jendela Puspita telah berperan aktif dalam mengkampanyekan literasi dengan mengajak guru, siswa, dan masyarakat umum untuk mulai menulis. Adapun buku-buku yang telah diterbitkan oleh Jendela Puspita ialah 55 Cerita Islami Terbaik untuk Anak, Aku Bangga Jadi Anak Muslim, Cerita Rakyat Nusantara, Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas, Antologi Puisi Sumpah Pemuda untuk Indonesia, Ensiklopedia Pahlawan Indonesia, Antologi Puisi Untukmu Pahlawanku, Secarik Kenangan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa dan Asyiknya Bertualang.
Pada kegiatan tersebut, Jendela Puspita juga berkontribusi sebagai salah satu pembicara yang mengisi acara itu. Siska Puspita Dewi selaku Direktur Jendela Puspita tampil membacakan sebuah puisi yang berjudul “Jangan Menangis Ibu” karyanya sendiri yang termuat dalam buku antologi puisi Sumpah Pemuda untuk Indonesia.
Ibu dua anak ini tampil sangat apik dan memukau dalam pembacaan puisinya. Puisi yang menyemangati rakyat Indonesia untuk terus mengabdi dan berjuang pada Ibu Pertiwi demi kecerdasan bangsa Indonesia dan juga keadilan yang merata bagi masyarakat Indonesia.
Kegiatan yang dihadiri oleh 80 Kepala Sekolah dan guru, pejabat Perpustakaan Nasional, Pejabat Perpustakaan Daerah, dan beberapa petinggi pemerintahan, serta beberapa rektor universitas Bogor itu sangat antusias sekali menyambut program-program yang disosialisasikan oleh Jendela Puspita.
“Pada kesempatan kali ini, kami ingin mensosialisasikan program Jendela Puspita berupa Lomba Pembacaan Puisi Tingkat Nasional yang puncak acaranya pada Agustus 2023 dan program menulis bersama, antara lain; Kisah Misteri: Mereka yang Tidak Tampak, 1001 Kata Bijak yang Mengubah Hidup Anda, dan Kisah Teladan Tokoh Muslim,” tutur Siska Puspita Dewi, direktur Jendela Puspita.
“Tentu saja, saya berharap kegiatan ini tidak berakhir begitu saja di hari ini, Jendela Puspita membangun Gerakan Literasi Tim Penulis Bogor dengan jargon ‘Tiada Henti, Memberi Arti’. Dengan adanya grup ini, bisa menjadi wadah tim penulis Bogor untuk saling berinteraksi, memotivasi, dan berbagi keilmuan khususnya dalam bidang literasi. Sebab, gerakan literasi bukan hanya bermuara pada seminar kebudayaan semata tetapi kita perlu terus menumbuhkan dan membudayakan semangat berliterasi. Hal ini bisa dimulai dari kalangan pendidik yang berada di kota Bogor, hasil dari kegiatan ini,” tutur Siska Puspita Dewi lagi.
Senada dengan yang dituturkan oleh Siska Puspita Dewi untuk terus bergerak dalam membudayakan literasi, ternyata Ace Sumanta, S.H., S.Pd., juga memiliki mimpi besar untuk literasi kota Bogor. “Jika sebelumnya, kita berhasil membuat rekor MURI untuk menerbitkan buku tertebal se-Indonesia berupa kumpulan puisi dengan ketebalan 102 cm, maka di tahun 2023 ini, saya berharap kita semua bisa mengharumkan kota Bogor dengan membuat rekor baru MURI, yaitu menerbitkan buku esai atau celoteh yang bercerita tentang kearifan lokal kota Bogor,” tutur Ace Sumanta, Ketua Yayasan Budaya Hanjuang Bodas Indonesia pada acara tersebut.
Kegiatan tersebut ditutup dengan parade pembacaan puisi oleh para penyair di kota Bogor dan penyair daerah lainnya. Pada kegiatan tersebut juga Jendela Puspita menggelar bazar buku hasil program menulis bersama para penulis nasional, penulis yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia yang membuat acara menjadi lebih semarak.