JENDELAPUSPITA – Kasman Singodimedjo, Lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada 25 Februari 1904. Dia anak pertama dari tujuh bersaudara. Tiga meninggal sejak kecil, empat mampu bertahan hidup hingga dewasa. Ayahnya adalah H. Singomedja pernah menjabat sebagai penghulu, sekretaris desa, dan polisi pamong praja di Lampung Tengah.
Pendidikan Kasman Singodimedjo
Kasman pernah memperoleh pendidikan dasar di sekolah Kristen swasta di Batavia bersama seorang adik perempuannya. Adiknya lebih dulu masuk ke sana dan berada di tingkat ketiga, sedangkan Kasman masih berada di tingkat pertama.
Selanjutnya dia masuk Holland Indische School (HIS) di Kwitang, Jakarta. Ia pindah ke HIS Kutoarjo. Setelah itu, dia bersekolah di Kutoarjo dan Magelang ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Dia menumpang tinggal pada satu keluarga.
Organisasi dan Keluarga
Setelah menyelesaikan pendidikannya di MULO, Kasman Singodimedjo sempat masuk School Tot Opleiding Voor Indische Artsen (STOVIA) di Jakarta. Saat di STOVIA, dia mulai berorganisasi dalam hal ini Jong Java. Di tengah-tengah perjuangannya, beliau memiliki seorang istri yang bernama Soepinah Kasiyati (menikah pada tanggal 17 September 1928) serta dikaruniai 6 orang anak.
Kasman sempat berucap “Untuk Indonesia Merdeka!” dalam sebuah rapat Muhammadiyah di Bogor, Jawa Barat. Lalu, hal tersebut terdengar oleh polisi rahasia Belanda, yang mengakibatkannya diciduk dan didakwa bersalah selama 4 bulan penjara.
Pasca Kemerdekaan dan Akhir Hayat
Pasca kemerdekaan, Kasman di pilih oleh Presiden Soekarno untuk menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Ia juga sempat merangkap sebagai Ketua Badan Keamanan Rakyat dan ketua KNIP.
Pada 5 Oktober 1945, Kasman berhenti menjadi ketua BKR, karena BKR telah berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tidak hanya itu, Kasman juga berhenti dari posisinya sebagai ketua KNIP karena di gantikan oleh Sutan Sjahrir pada 16 Oktober 1945.
Pada 1950-an, beliau berada di Partai Masyumi yang pada saat itu sedang terdapat konflik dengan Presiden Soekarno, beliau jadi ikut di tangkap pada November 1963 atas tuduhan upaya pembunuhan Presiden. Mohammad Roem dalam Bunga Rampai Dari Sedjarah 3, menyebut tuduhan itu tak pernah terbukti.
Namun, Kasman tetap di penjara hingga 1966. Beliau sama sekali tidak dendam dan ikut mengantar kepergian Bung Karno di peristirahatan terakhirnya di Blitar, Juni 1970. Dua belas tahun kemudian, Kasman pun wafat pada 25 Oktober 1982.
Fatimah Khoirunnisa Nurhuda, , S.Pd., guru Bimbingan Konseling di SMAN 14 Bekasi.