Dahulu, saya sering mendengar kesuksesan kita itu ditentukan oleh pasangan. Di balik suami yang sukses, ada seorang istri yang selalu berdoa untuknya dan senantiasa mendukung keputusan-keputusan terbaik sang suami. Sebaliknya, di balik kesuksesan seorang istri, semua juga tak lepas dari izin dan peranan suami yang ikhlas serta mendukung sepenuh hati untuk pengembangan diri seorang istri.

Saya merasa antara percaya dan tidak, tentang hal ini. Karena pada dasarnya semua tergantung tekad dan perjuangan kita dalam mencapai apa yang kita inginkan. Apa yang kita dapat adalah buah dari perjuangan atas segala pembelajaran serta tindakan yang kita lakukan. Bukankah pada akhirnya, kita pula yang akan menanggung segala dosa yang kita perbuat?

Namun, seiring waktu berjalan. Saat kedewasaan mulai menjemput dan juga mengajarkan makna baru dalam hubungan berpasangan. Maka, semakin pahamlah saya, bahwa tak ada yang salah dengan kata bijak di atas dan rasanya memang sangat tepat adanya.

Suami atau istri kita merupakan partner terbaik yang mendampingi kita, yang mengantarkan kita pada mimpi-mimpi indah yang kita petik. Apa yang kita raih selama ini, semua semata atas keikhlasan dan rida pasangan kita.

Mereka yang percaya akan mimpi-mimpi kita, walau berkali-kali kita terjatuh dan menyangsikan diri sendiri. Mereka yang menyemangati di saat kita terjatuh dan mengingatkan kembali akan mimpi-mimpi. Mereka pula yang diam-diam mengagumi kita dan dengan tulus mengemban sebagian kewajiban kita agar kita memiliki ruang dan waktu untuk berkiprah.

Sadarkah kita, bahwasanya tak banyak pasangan yang mampu memberi ruang dan waktu untuk kita berkiprah serta mengepakkan sayap menuju langit tertinggi. Sadarkah kita, bahwasanya salah satu sayap yang kita gunakan untuk terbang ke langit tinggi adalah sayap miliknya. Milik seorang suami atau istri, seseorang yang paling ikhlas dalam mendampingi kita hingga akhir hayat.

Pagi ini, membayang sebuah senyuman dari wajah suami tercinta. Seseorang yang senantiasa sabar menerima keluhan dari wanita yang kerap kali tak pernah lelah melontarkan kata-kata. Membayang dalam pelupuk mata, seorang istri yang ikhlas melayani suami dan berpegang teguh pada ketaatan serta nafasnya tak pernah berhenti untuk mendoakan sang suami.

Ah, rasanya saya menjadi malu. Menyadari bahwa seringkali saya lupa merajut syukur atas berkah Allah yang mengirimkan sosoknya untuk mendampingi saya. Padahal, salah satu sayapnya selalu saya gunakan untuk belajar terbang meraih bintang-bintang yang bertabur di langit luas.

Maka, sudah selayaknyalah pasangan kita meraih penghargaan tertinggi dalam tahta hati dan jiwa kita. Merekalah tempat kita bernegosiasi dan beradu argumen atas segala cita untuk menyelaraskan pandang sehingga kita seia sekata dalam melangkah. Merekalah sosok yang melebur dalam mimpi-mimpi kita yang perlu kita jaga hingga kita kembali ke haribaan-Nya.

Celoteh Seorang Istri
Siska Puspita Dewi
Bogor, 15 Maret 2023, 07:55

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *