Kenali Gejala dan Penyebab Gondongan serta Langkah Pencegahannya

JENDELAPUSPITA – Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus, terutama pada kelenjar parotis—kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi air liur. Infeksi ini dapat menyebabkan pembengkakan pada pipi dan rahang. Terletak di bawah telinga, kelenjar parotis yang meradang akibat virus paramyxovirus ini dapat dengan mudah menular melalui percikan air liur yang dikeluarkan saat batuk, bersin, atau berbicara. Mengabaikan pengobatan gondongan bisa berisiko menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi otak atau gangguan pendengaran. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala, penyebab, dan cara mencegah gondongan.

Gondongan disebabkan oleh virus dari golongan paramyxovirus. Virus ini berkembang biak di dalam tubuh, memicu peradangan dan pembengkakan pada kelenjar parotis. Virus gondongan dapat dengan mudah menyebar melalui:

  1. Menghirup percikan lendir dari penderita saat batuk, bersin, atau berbicara.
  2. Kontak langsung dengan penderita, seperti berciuman.
  3. Menyentuh benda-benda yang terpapar virus, kemudian menyentuh hidung atau mulut tanpa mencuci tangan.
  4. Berbagi alat makan atau minum dengan penderita.

Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena gondongan, antara lain:

  1. Belum menerima vaksin MMR (measles, mumps, rubella).
  2. Berusia antara 2–12 tahun.
  3. Daya tahan tubuh lemah, misalnya karena HIV/AIDS, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, atau menjalani kemoterapi.
  4. Tinggal atau bepergian ke wilayah dengan kasus gondongan yang tinggi.

Gejala gondongan umumnya muncul 12–25 hari setelah infeksi awal. Gondongan biasanya ditandai dengan pembengkakan pada kelenjar parotis dan gejala lain yang mirip dengan infeksi virus. Beberapa gejala yang dapat muncul, yaitu:

  • Pembengkakan pada pipi (satu atau kedua sisi).
  • Nyeri saat mengunyah atau menelan.
  • Demam hingga 39°C.
  • Mulut kering.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri sendi.
  • Nyeri perut.
  • Kelelahan dan hilang nafsu makan.

Pada sebagian orang, gejala bisa ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali, sehingga sulit terdeteksi.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter jika Anda atau anak mengalami gejala serius, seperti sakit kepala hebat, penurunan kesadaran, atau kejang.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada leher dan pipi yang bengkak, serta kondisi tenggorokan. Untuk memastikan diagnosis, beberapa tes penunjang mungkin dilakukan, antara lain:

  • Swab pipi bagian dalam (buccal swab) untuk mendeteksi mikroorganisme penyebab gondongan.
  • Tes darah untuk mendeteksi infeksi virus.
  • Tes urine untuk melihat penyebaran infeksi ke saluran kemih.

Dengan daya tahan tubuh yang baik, gondongan dapat sembuh sendiri dalam 1–2 minggu. Beberapa langkah untuk meredakan gejala gondongan meliputi:

  1. Istirahat yang cukup.
  2. Minum air putih yang banyak.
  3. Mengompres area bengkak dengan air hangat atau dingin.
  4. Mengonsumsi makanan lunak.
  5. Minum obat pereda demam dan nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol.

Pencegahan Gondongan

Vaksinasi MMR (measles, mumps, rubella) merupakan langkah pencegahan utama terhadap gondongan. Vaksin ini di berikan pada anak dua kali, yaitu pada usia 18 bulan dan 5–7 tahun. Jika vaksin pertama tidak di berikan pada usia 18 bulan, masih bisa di berikan hingga anak berusia 3 tahun. Bagi orang dewasa yang berisiko tinggi, vaksin MMR juga dapat di berikan.

Selain vaksinasi, pencegahan lain yang bisa di lakukan adalah:

  1. Rutin mencuci tangan dengan sabun.
  2. Menghindari berbagi peralatan makan atau mandi dengan penderita.
  3. Menerapkan etika batuk dan bersin, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu.

Mengenali gejala dan melakukan tindakan pencegahan merupakan langkah penting untuk mengurangi penyebaran gondongan di masyarakat.

(Hendi/red)