KH AGUS SALIM ditulis ulang oleh Ken Yuliati

JENDELAPUSPITA – Kyai Haji Agus Salim merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang lahir pada 8 Oktober 1884 di Agam. Beliau adalah putra keempat dari pasangan Soetan Mohamad Salim dan Siti Zainab yang lahir dengan nama Mashudul Haq.

KH Agus Salim bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS) yaitu sekolah khusus anak-anak Eropa. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan menengahnya ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia dan setelah menjalani pendidikan selama 5 tahun.

Perjuangan dan Karier Politik Haji Agus Salim

Tahun 1915, Agus Salim bergabung dengan HOS Tjokrominoto dan Abdul Muis dalam organisasi Sarekat Islam (SI). Kemudian pada tahun 1921, Agus Salim di angkat sebagai anggota Volksraad (dewan rakyat) mewakili Sarekat Islam.

Ketika Jepang masuk ke Indonesia pada 1942, ia diminta untuk menyusun kamus militer untuk di gunakan oleh Pembela Tanah Air (PETA). Pada Maret 1945, KH Agus Salim ditunjuk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Karier politik Agus salim terus berkembang, ia sempat di percaya sebagai anggota Dewan pertimbangan Agung (DPA) sampai Maret 1946. Setelah itu, Agus Salim memegang jabatan sebagai Menteri Luar Negeri untuk beberapa kabinet di Indonesia, seperti, Menteri Luar Negeri dalam kabinet Amir Sjarifuddin I, Menteri Luar Negeri dalam kabinet Amir Sjarifuddin II, Menteri Luar Negeri dalam kabinet Hatta I dan Menteri Luar negeri dalam kabinet Hatta II.

Selama menjadi Menteri Luar Negeri, Agus Salim pernah menghadiri sidang Dewan Keamanan PBB di new York dan menjadi salah satu tokoh yang terlibat dalam proses Perjanjian Renville.

Di asingkan

Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II pada Desember 1948, Agus Salim masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dalam kabinet Hatta I. Beliau juga menjadi salah satu pemimpin yang di asingkan bersama Sjahrir dan Soekarno ke Berastagi, Sumatera Utara.

Sekembalinya dari pengasingan, agus Salim kembali bertuga menjadi menteri Luar Negeri untuk Kabinet Hatta II. Tugas diplomatik terakhir yang di jalankannya adalah sebagai delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda pada akhir 1949.

Wafat

Setelah tidak lagi menjbat di pemerintahan, Agus Salim mengundurkan diri dari dunia politik pada 1953 dan kembali menulis. Pada 4 November 1954, Agus Salim meninggal dunia di Jakarta. Ia di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Beliau di nobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 27 Desember 1961, melalui Keppres Nomor 657 tahun 1961.

KH AGUS SALIM ditulis ulang oleh Ken Yuliati

Ken Yuliati, S.Pd., lahir pada 15 Juli 1972 di Kota Mojokerto, Jawa Timur. Telah menulis dengan ragam tulisan fiksi dan non fiksi. Ragam penulisan non fiksi adalah penulisan untuk dua buku antologi esai, satu antologI dongeng dan satu antologI cerpen.