JENDELAPUSPITA – KH Sholeh Iskandar lahir di Pasarean, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, pada 22 Juni 1922. Beliau anak kedua dari lima bersaudara, dari pasangan H. Muhammad Arif Marsa dan Hj. Atun Halimah. Ia adalah ulama Indonesia yang memimpin Yayasan Pesantren Pertanian Darul Falah. Selain mengurus Pesantren Darul Falah, Sholeh pernah menjadi Ketua Yayasan Pembina Universitas Ibnu Khaldun, Bogor, pada tahun 1970-1983. Ia menikah dengan Rohani dan dikaruniai delapan orang anak.
Latar Belakang Pendidikan KH Sholeh Iskandar
Sejak kecil beliau dikenal sebagai anak yang cerdas dan giat belajar. Pada 1934-1936, KH Sholeh Iskandar menimba ilmu di Pondok Pesantren Cangkudu, yaitu di Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, di bawah bimbingan KH Shodiq.
Pada 1937-1940, KH Sholeh Iskandar menimba ilmu di Pondok Pesantren Cantayan, Sukabumi di bawah pimpinan KH Ahmad Sanusi, KH Nachrowi, dan H. Damanhuri. Kecerdasan KH Sholeh Iskandar bukan berasal dari bangku kuliah di universitas. Ia tidak pernah mengalami kuliah di universitas, namun sejak kecil ia telah menimba banyak ilmu dari berbagai pesantren.
Kiprah di Dunia Militer
Sebelum di kenal sebagai seorang ulama, KH Sholeh Iskandar di kenal sebagai pejuang yang tangguh. Bahkan, banyak yang mengatakan Sholeh Iskandar merupakan sosok komandan yang sangat di takuti oleh serdadu Belanda.
Pasukan di bawah kepemimpinan Sholeh Iskandar berasal dari Markas Perjuangan Laskar Rakyat Leuwiliang, yang kemudian melebur bersama Hizbullah Leuwiliang, lalu mereorganisasi diri menjadi Batalyon I, Resimen Singadaru Biro Perjuangan Daerah XXXV Banten.
Pada masa pemeritahan Orde Lama pernah beberapa kali di panggil ke Istana Bogor oleh Presiden Soekarno untuk membantunya sebagai menteri Veteran. Namun di tolaknya, dan tidak lama dari penolakan tersebut beliau di tangkap dan di penjara selama 4 tahun tanpa proses hukum.
Penangkapan tersebut besar kemungkinan akibat aktivitas KH Sholeh Iskandar di kepengurusan Partai Masyumi bersama–sama dengan Muhammad Natsir, KH Noer Alie dan beberapa lainnya, yang memang pada saat itu berseberangan dengan gagasan Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) milik Soekarno.
Akhir Hayat
Beliau wafat pada 22 April 1992, saat sedang memberikan tausyiah di kantor BKSPP Bogor dalam acara pengajian rutin bulanan. Wafat dalam keadaan melaksanakan dakwah di jalan Allah. Jasad beliau di makamkan di pemakaman keluarga yang berlokasi di Desa Barengkok, Kabupaten Bogor.
Iis Hasnawati, lahir di Bogor, 16 Mei 1978. Menyelesaikan pendidikan dasar di MI Muhammadiyah Bogor (2000), MTs Almasthuriyah Sukabumi pada tahun (2003), MA Al Aulia Bogor (2006), dan studi strata satu FKIP di Universitas Ibnu Khandun Kota Bogor. Pengalaman organisasi di kampus sebagai Ketua Senat FKIF UIKA Bogor, anggota SEMA UIKA Bogor,dan saat ini Bendahara MGMP Bahasa Inggris Kota Bogor.