Narasi negatif terhadap konsumsi air galon berbahan polikarbonat atau galon guna ulang yang mengaitkan autisme masih muncul belakangan ini. Padahal, narasi negatif tersebut telah dibantah oleh pakar Pendidikan dan pakar Kesehatan.
Menurut mereka, autisme tidak ada hubungannya dengan konsumsi air galon berbahan polikarbonat. Namun, risiko terjadinya gangguan autisme dapat meningkat apabila terdapat faktor genetik dan lingkungan, misalnya asap rokok, infeksi, efek samping obat-obatan, serta gaya hidup tidak sehat selama hamil.
Pakar pendidikan autisme, Dr Imaculata Umiyati MSi mengatakan bahwa penyebab anak menjadi autis masih multifactor dan membantah berita yang menguatkan autisme dengan konsumsi air galon polikarbonat.
Menurutnya, selama AMDK sudah mendapatkan izin sudah pasti aman kalau tempat atau wadahnya aman dan minuman tidak mengandung gula atau warna. “Waktu itu kita bicara tentang wadah yang berasal dari plastik, bukan isinya yang ada di dalam wadah tersebut. Penyebab autisme masih multi faktor,” kata Umiyati
Dokter spesialis anak dan Konsultan Tumbuh Kembang Anak, dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH menegaskan bahwa tidak pernah ada anak menjadi autis karena mengkonsumsi air galon guna ulang.
dr. Bernie menambahkan, penyebab pastinya anak autis ini masih belum diketahui hingga kini. Yang baru diketahui adalah anak autis itu ada hubungannya dengan genetik tertentu seperti adanya autism pada kelainan Fragile X syndrome.“ Ada yang mengatakan autis itu hasil kombinasi genetik dan lingkungan. Tapi penyebab pasti sampai saat ini belum jelas. Yang pasti, yang mengatakan autis itu karena ibunya waktu hamil terlalu banyak meminum air galon guna ulang itu jelas salah. Tidak ada hubungannya itu,” tambahnya.
Pemerhati autisme, Dr. dr. Y Handojo MPH, dalam bukunya yang berjudul “Autisme: pada anak”, mengatakan, ada beberapa faktor diperkirakan yang menjadi penyebab terjadinya autism. Di antaranya adalah materi genetik yang dimiliki orang tua, adanya infeksi (toksoplasmosis, rubella, candida), keracunan logam berat, zat aditif (MSG, pengawet, pewarna), maupun obat-obatan lainnya.
Para ahli tidak tahu persis apa yang menyebabkan austi. Namun, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), autisme disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Penelitian terbaru mengonfirmasi beberapa kelainan genetik yang dapat memengaruhi seseorang terhadap autisme. Beberapa gen telah terlibat. Autisme sering kali dikaitkan dengan keterlibatan beberapa gen yang diturunkan. Autisme juga bisa menurun dalam keluarga.
Hal itu juga diperkuat Centre for Disease Control and Preventions (CDC), penyebab ASD tidak hanya satu. Ada banyak faktor berbeda yang telah diidentifikasi yang dapat membuat seorang anak lebih mungkin menderita ASD, termasuk faktor lingkungan, biologis, dan genetik. (Hendi/red)