JENDELAPUSPITA – Studi di luar negeri tentu memberi pengalaman dan wawasan baru. Dian Yunanto Setiaji dan Anisa Azis berkesempatan berbagi pengalaman mereka di sela-sela Pameran Pendidikan Tinggi Eropa (European Higher Education Fair/EHEF) 2024 di Yogyakarta (30/10). Dian adalah alumni Lotus Unlimited Project yaitu proyek Erasmus Mundus Action 2. Yang melibatkan University of Porto di Portugal dan Uppsala University di Swedia. Sementara Anisa mendapat beasiswa S2 dari Polytechnic University of Catalonia dalam program studi Software Engineering. Setelah menyelesaikan studi S1 di Universitas Gadjah Mada jurusan Teknologi Informasi.
Dian mengaku harus cepat mengambil keputusan dan tidak menyia-nyiakan kesempatan saat informasi beasiswa di terima melalui email. “Pendaftaran beasiswa pertama saya di tolak yaitu untuk kuliah di Belgia. Namun kabar baiknya, saya di terima di Portugal. Karena di sana kegiatan kuliah, praktek dan ujian dilakukan dengan bahasa Portugal, saya harus kursus bahasa secara kilat,” jelasnya. Kecepatan beradaptasi dan membuka diri, juga satu hal yang penting. “Mahasiswa Indonesia di Portugal tidak banyak, dan belum tentu bisa jumpa tiap hari. Karena itu saya harus hidup sendiri dan mandiri untuk bisa survive di negeri orang,” lanjutnya.
Sementara Anisa yang kini bekerja sebagai intelejen dan analis bisnis di sebuah perusahaan rintisan dengan bersemangat mengatakan bahwa program Erasmus memungkinkan kita untuk studi di tiga kampus di tiga Negara Anggota Uni Eropa yang berbeda per semester. “Pengalaman ini membuka mata dan wawasan saya tentang kehidupan di luar negeri, bagaimana berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai negara dan tentu saja juga memperluas jejaring. Saya memperoleh beasiswa penuh, sehingga semua biaya hidup, makan, akomodasi bahkan jalan-jalan berwisata bisa terlaksana cuma-cuma,” ungkapnya.
Anisa mengajak pelajar yang belum lulus sekolah maupun mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di Eropa, untuk datang ke EHEF. “Kamu bisa mendapatkan informasi dan konsultasi langsung dengan pihak kedutaan maupun perwakilan universitas, terkait jurusan atau program studi yang di inginkan, program beasiswa yang tersedia, persyaratan dan dokumen yang di butuhkan, serta informasi pengurusan visa. Tak ketinggalan, kamu juga akan di berikan tips untuk membuat Surat Motivasi,” jelasnya.
“Jika sudah tahu jalurnya, maka kita punya cukup waktu untuk mempersiapkan segalanya, menguatkan bahasa asing terutama Inggris, termasuk mengurus visa yang bakal di bantu oleh pihak kedutaan di pameran ini,” tambah Anisa.
Saat di tanyakan perihal informasi program yang di minati oleh pengunjung EHEF, Dian mengungkapkan. Bahwa Artificial Intellegance (AI) dan berbagai program studi di jurusan teknik adalah yang paling menarik perhatian. Namun demikian, masih banyak pilihan program studi lainnya dan model-model beasiswa. Seperti Erasmus, yang memungkinkan pelajar Indonesia kuliah tiap semester di kampus dan negara berbeda, di bekali uang saku 1.400 Euro per bulan untuk biaya hidup.
“Di sana, kemana-mana dekat, naik sepeda, bis atau kereta, tarifnya terjangkau. Biaya kuliah pun di tanggung oleh pemerintah Uni Eropa. Bahkan kalau pandai menghemat, kita bisa menabung untuk biaya hidup saat kita kembali ke Indonesia,” tutupnya.
Jadi tunggu apa lagi? Kunjungi EHEF 2024 di Jakarta pada 2 & 3 November di Catur Dharma Hall Gedung Menara Astra sejak pagi hingga sore hari. Ada 88 peserta pameran dari 15 Negara Anggota Uni Eropa yang siap memberikan konsultasi, bimbingan ataupun menjawab pertanyaan terkait minatmu untuk studi di Eropa. Termasuk berdiskusi soal green engineering atau ‘teknik rekayasa hijau’, ‘pendidikan hijau’, ‘pekerjaan hijau’ dan ‘karir hijau’.
Pendaftaran (gratis) melalui tautan https://virtual.ehef.id/register
Untuk informasi lebih lanjut:
Yulia Maroe | y.maroe@gmail.com | 0818937233