JENDELAPUSPITA – Tahun Baru Imlek merupakan salah satu dari 14 hari besar/ hari raya Agama Khonghucu. Perayaan Tahun Baru Imlek mempunyai multi makna, di samping merupakan awal dari sebuah sistem penanggalan – dalam hal ini penanggalan Imlek, Yinli, Yinyangli atau Kongli, Imlek mempunyai makna agamis – dalam hal ini agama Khonghucu atau Ru Jiao, makna sosial, ekonomi, budaya – dalam hal ini budaya Tionghoa, dan berbagai makna lainnya. Berkaitan dengan Agama dan Budaya maka selain dirayakan oleh umat Khonghucu, Tahun Baru Imlek juga dirayakan oleh seluruh lapisan masyarakat Tionghoa di dunia.
Pada tahun 2000 tanggal 17 Februari, Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional pertama kali diselenggarakan terhitung sejak kepemimpinan Presiden Republik Indonesia ke – 4, KH. Abdurrahman Wahid. Sejak saat itu Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional rutin dilakukan setiap tahun oleh Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN)
Perayaan Imlek Nasional 2024 Masehi / 2575 Khongzili dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas di Gedung Samudera, Jakarta, Senin (13/2/2024). Perayaan ini digelar oleh Pusat Bimbingan dan Pendidikan (Pusbimdik) Khonghucu Kementerian Agama bekerja sama dengan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN).
Menag mengapresasi tema peryaan Imlek Nasional kali ini, “Malu ketika tidak mengenal rasa malu, membuat orang tidak menanggung malu”. Menurutnya, pesan yang disampaikan sangat bagus, mengajak semua orang tahu diri agar ke depan tak menanggung malu.
“Perayaan imlek selain mengajak kita bahagia juga sebagai ruang refleksi bersama bagi umat manusia terutama bagi umat Khonghucu agar lebih baik ke depan,” ujarnya.
Sekarang adalah tahun ke-25 bagi umat Khonghucu dan Masyarakat Tionghoa dapat merayakan Tahun Baru Imlek secara nasional. “Kenyataan ini patut kita syukuri sebagai wujud dari kepedulian Negara dan Pemerintah, dan terjalinnya hubungan yang harmonis di antara sesama warga bangsa,” ucap Menag.
Untuk kemeriahan, Menag telah menginstruksikan kepada seluruh Jajaran Kemenag turut memasang ornamen khas nuansa Imlek, seperti Lampion, bunga Mei Hwa dan sebagainya, pada setiap kantor Kementerian Agama. “Hal tersebut merupakan wujud penghormatan kami kepada umat Khonghucu yang tengah melaksanakan Hari Raya Tahun Barunya,” kata Menag.
Menag menjelaskan, kemeriahan perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili ini dimulai sejak 3 Februari yang diisi kegiatan Bakti Sosial, pertunjukan seni, hingga berlanjut pada hari ke-15 imlek untuk melakukan Persembahyangan Perayaan Cap Go Meh oleh umat Khonghucu. Semua Kegiatan menyambut Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili ini adalah bentuk penghormatan dan pelindungan kepada Umat Khonghucu.
“Perayaan ini juga bentuk persatuan holistik dan integral seluruh masyarakat di Indonesia menjelang pesta demokrasi. Tentunya ada ajaran baik Confucius (Nabi Kongzi) untuk kita pedomani yaitu: di empat penjuru lautan, kita semua saudara,” ungkapnya.
Menutup sambutannya, Gus Men mengajak semua umat beragama untuk berdoa bersama agar pemilu yang diselenggarakan dua hari lagi berlangsung damai dan lancar, dan menghasilkan pemimpin yang mencintai rakyatnya. “Dengan pemimpin yang mencintai rakyatnya, insya Allah cita-cita kita menuju Indonesia emas 2045 bisa tercapai,” ungkapnya.
Senada dengan Gus Men, Ketua Matakin Xs Budi S Tanuwibowo menjelaskan bahwa saat ini Imlek sudah dirayakan oleh semua, melintasi sekat budaya, bahkan suku bangsa. “Imlek menjadi menjadi momen kebersamaan, layaknya merayakan Idulfitri, Natal, Waisak, dan lainnya,” ujarnya
Ia juga berpesan, menjelang pemilu esok, umat beragama terutama umat Khonghucu tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Tak ada lagi perpecahan dan saling benci pasca pemilu.
“Bangsa ini mempunyai harta berharga karena persatuan, kalau sekarang khawatir karena pilpres itu hal wajar. Namun jangan sampai, nikmatnya kekuasaan lebih penting persatuan, jangan sampai kenikmatan sesaat merusak itu semua. Jangan sampai perpecahan terjadi di nkri,” jelasnya. (Hendi/red)