Pada malam puncak acara Hari Ulang Tahun (HUT) Himpunan Anak Media (HAM) ke 15 tahun, Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (23/11/2022) di Kafé Tebing Kabupaten Jember, Jawa Timur. Acara semakin meriah, di hiburnya dengan irama seni musik khas tradisonal grup patrol Bekoh Kerreng Rampak Pandhalungan yang bermarkas di Desa Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
Kelompok patrol ini melakukan inovasi mengenai musik yang mereka bawakan dengan landasan sebagai masyarakat Pandhalungan dan musik patrol yang mereka sebut Rampak Pandhalungan.
Seperti diketahui, Pandhalungan adalah istilah untuk menyebut kebudayaan hasil akulturasi antara budaya Jawa Timuran (Surabaya), sebagian Banyuwangi dan budaya Madura. Akulturasi ini terjadi karena persebaran buruh tani dan buruh perkebunan pada masa kolonial belanda serta sejarah dari Tjakcraningratan Bangkalan yang kemudian membentuk suatu komunitas yang tersebar di Pesisir Selatan Jawa Timur bagian timur (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember dan sebagian Banyuwangi).
Patrol Bekoh Kerreng mempunyai fungsi sebagai ungkapan ekspresi dan integrasi budaya.
Dikutip dari berbagai sumber, Patrol adalah salah satu musik tradisi yang berkembang di wilayah bekas Karisidenan Besuki yang meliputi Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso dan Situbondo atau disebut pula wilayah Pandhalungan.
Musik patrol adalah kesenian musik tradisional yang menggunakan alat musik sederhana yaitu kentongan. Instrumen melodis satu-satunya pada ansambel patrol adalah seruling bambu bernada slendro , namun sekarang lebih banyak menggunakan seruling bernada diatonis agar dapat menjangkau lagu-lagu khusus seperti lagu pop atau lagu dangdut.
Hadirnya musik patrol sebagai identitas Kota Jember tidak terlepas dari komunitas Pandhalungan. Pandhalungan adalah istilah untuk menyebut kebudayaan hasil akulturasi antara budaya Jawa Timuran (Surabaya), sebagian Banyuwangi dan budaya Madura. Akulturasi ini membentuk suatu komunitas yang tersebar di Pesisir Selatan Jawa Timur bagian timur (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember dan sebagian Banyuwangi).
Hadirnya musik patrol ke Jawa Timur bagian timur itu sendiri tidak terlepas dari akulturasi kebudayaan Madura yang sangat kental. Kabupaten Jember memiliki banyak sekali sanggar ataupun grup patrol hingga saat ini, salah satunya adalah Grup Patrol Bekoh Kerreng Rampak Pandhalungan salah satunya. Grup ini bermarkas di Desa Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
Bekoh Kerreng Rampak Pandhalungan berasal dari kata Bekoh yang dalam bahasa Madura berarti tembakau dan “Kerreng” yang dalam bahasa Madura berarti galak, maka jika digabungkan menjadi Bekoh Kerreng Rampak Pandhalungan berarti tembakau galak atau tembakau nyegrak.
Grup Patrol ini memiliki tempat tersendiri bagi para penikmat musik patrol di Kabupaten Jember, Hal ini dikarenakan kelompok ini selalu berinovasi dalam setiap garapan musiknya dan menyuguhkan sesuatu yang berbeda diantara kelompok lain. Penambahan instrumen seperti kendhang Banyuwangi, kluncing Banyuwangi, kenong loro, selompret Ponorogo dan lain sebagainya. Nuansa musik yang disajikan juga memiliki ciri khas tersendiri, menghadirkan irama-irama Janger Banyuwangi pada beberapa garapan, menghadirkan irama-irama Suling.
Madura dalam beberapa garapan dan model tabuhan Obyokan dan Sampak Reog Ponorogo dalam beberapa garapannya dan sesekali juga mengusung konsep Ul-Dhaul Madura atau mobil goyang yang menjadi identitas Patrol Madura. Hal yang menarik dalam grup musik Patrol Bekoh Kerreng Rampak Pandhalungan ini adalah aransemen lagu mereka masih menggunakan idiom-idiom lokal kedaerahan seperti nuansa Banyuwangian, Ponoragan, Maduraan pada setiap repertoarnya.