JENDELAPUSPITA, Purwakarta – Naila Muazara Ulfah, sosok gadis kecil yang lahir di Purwakarta pada 10 tahun lalu. Kota indah tersebut adalah kota pertama Naila mengenal dunia yang indah dan sejuk. Naila lahir dari keluarga yang “tidak lengkap”. Sejak kecil, ia hanya tinggal bersama Ibu dan Kakaknya. Baginya tidak mudah menjalani hidup sebagai anak broken home. Hinaan, cacian, dan makian selalu singgah kepada Naila.

Namun, secerca harapan muncul saat ia mengenal dunia tulis-menulis. Lewat goresan kata yang indahlah, Naila mampu mencurahkan segala keluh kesah dalam hidup. Semua beban dan rasa sedih ia ungkapkan melalui sebuah buku yang selalu menemaninya. Rasa gundah dan sedih pun sedikit terobati.

Hingga suatu hari, ada sebuah kompetisi mendongeng dan berpantun di SDN 5 Kaler Purwakarta, sekolahnya. Naila ingin ikut serta lomba tersebut. Rasa syukur akhirnya ia berhasil mendapatkan juara 1 pada lomba tersebut.

“Berangkat dari sana, kaki, hati, dan tekadku tumbuh. Sehingga aku selalu ingin maju untuk hidup dan masa depanku,” ujar Naila.

Dari embusan napas sang Ibu itulah tekad dan semangat hidupnya berkobar. Naila mengubah hidupnya menjadi lebih baik dan berarti. Dari keringat Ibunya pula, Naila berjuang untuk tetap hidup dan tak mudah menyerah. Naila menganggap bahwa sang Ibu adalah surga baginya.

Siapa Ayah?

Kisah berlanjut ketika di sekolah mendapat tugas membuat puisi bertemakan Ayah. Di sanalah ia bingung harus menulis apa, sebab Naila tidak pernah merasakan kehadiran seorang ayah dalam hidupnya. Hingga akhirnya, Naila menulis apa yang di rasakan saat itu dengan menulis puisi berjudul “Siapa Ayah?”

Melihat puisi tersebut, sang guru memanggil Naila untuk membacakan puisinya. Selain itu, Naila juga di minta sang guru untuk membuat puisi lebih banyak lagi. Hingga akhirnya, Naila bisa menghasilkan sebuah karya buku berjudul Bidadari.

Beranjak dari sanalah, Naila bangkit dan sering menulis mengikuti beberapa perlombaan tingkat provinsi, nasional, maupun internasional. Adapun buku yang pernah di tulis olehnya: Asyiknya Bertualang, Kisah Misteri Mereka yang Tak Terlihat, dan masih banyak lagi.

Semua yang Naila capai tidaklah mudah dan takkan berjalan jika tidak ada doa dan dukungan dari Ibu yang selalu ada untuknya. Kini, Naila berharap hanya ingin membahagiakan surganya. Ia ingin sekolah yang tinggi, walau impiannya mungkin belum tentu tergapai.

Naila Muazara Ulfah memiliki tekad dan keyakinan bahwa suatu hari nanti akan ada kebahagiaan menghampirinya. Ia pasti bisa mengangkat derajat sang Ibu. (Hendi/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *