Bandung – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendukung sepenuhnya upaya berbagai pihak dalam menghadirkan kuliner nusantara yang memenuhi kaidah beragam, bergizi seimbang, dan aman. Hal ini disampaikan Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA Andriko Noto Susanto dalam acara Gerakan Budaya Gastronomi (GEGAS) dan Wisuda Mother Chef Academy Season 2 pada Sabtu (18/02/2023) di Bandung, Jawa Barat.

“Kita mendorong kuliner nusantara kita diperkaya dengan protein hewani, diragamkan sumber karbohidratnya, dinaikkan konsumsi sayur dan buahnya, kacang-kacangannya, dan umbi-umbiannya, berbasis sumber daya pangan lokal menjadi satu inovasi yang di Badan Pangan Nasional kita sebut dengan B2SA, atau Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman.” ungkap Andriko.

Meskipun berdasarkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2022 mencapai 92,9, meningkat 5,7 poin dari tahun 2021 sebesar 87,2 (dengan AKE 2.100 kkal kap hari), Andriko meminta agar semua pihak terus meningkatkan kualitas konsumsi pangan.

“Berdasarkan PPH kita masih kelebihan karbohidrat, minyak, dan lemak. Sementara itu kita masih kekurangan sayur dan buah, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Peran pangan hewani, kacang-kacangan, terutama sayur dan buah sangat nyata dan penting dalam menentukan perbaikan kualitas konsumsi pangan masyarakat Indonesia.” kata Andriko.

Ia juga mengapresiasi Mother Chef Academy yang memberikan pelatihan gastronomi kepada ibu-ibu secara gratis dan melahirkan pelaku usaha baru di dunia masak memasak.

“Transformasi sistem pangan baru berbasis demand driven, berangkat dari hilir, kemudian kita bawa ke hulu. Kita mengapresiasi bagaimana gastronomi ini membranding pangan kita dan menjadi kebanggaan, dan memenuhi kaidah B2SA, serta disukai oleh generasi muda kita.” papar Andriko.

“Hal ini tidak bisa dilakukan tanpa sinergi dan kolaborasi berbagai pihak. Seperti yang seringkali diungkapkan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, membangun ketahanan pangan tidak bisa dilakukan oleh satu dua institusi saja, atau hanya pemerintah saja, melainkan membutuhkan kolaborasi dari semua stakeholder.” tambahnya.

Sementara itu,Ketua Harian Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jawa Bawat, Ipong Witono mengungkapkan, kegiatan ini sebagai bagian dari upaya membangun penyadaran akan pentingnya pangan warisan budaya dan secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap impor. kemandirian berbasis usaha mikro dan mendorong kemandirian perempuan

“Dengan kesadaran baru ini kami kembali lagi kepada makanan warisan budaya, dengan mengurangi ketergantungan impor. Bagaimana kita mengolah bahan pangan berbasis lokal. Mendorong kebangkitan ekonomi dan rumah tangga.” ujarnya.

Ketua Mother Chef Academy, Wandi Kurniadi mengatakan bahwa festival kuliner ini tidak hanya bertujuan menghasilkan makanan enak, tetapi juga menciptakan makanan sehat. Ia berharap kolaborasi bersama pemerintah dalam mengembangkan UMKM pangan yang memiliki inovasi dan berdaya saing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *