JENDELAPUSPITA – Program MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat) adalah salah satu program unggulan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam kerangka kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini menghadirkan pengalaman pembelajaran yang bermakna bagi mahasiswa untuk melengkapi pembelajaran di kampus.
Selain memperoleh eksposur terhadap dunia kerja serta keterampilan dan pengetahuan yang relevan, mahasiswa dapat memperoleh pengakuan hasil pembelajaran dalam bentuk satuan kredit semester (sks) hingga 20 sks, yang diberikan oleh masing-masing perguruan tinggi. Seiring dengan dampak dan testimoni positif dari pelaksanaan program di angkatan sebelumnya, perguruan tinggi ramai-ramai memberikan dukungan serta dorongan bagi para mahasiswa untuk mengikuti Program MSIB.
“Ketika mengikuti MSIB mahasiswa disadarkan bahwa dunia kerja dan dunia nyata berbeda dengan dunia kampus sehingga perlu keseriusan dan komitmen dalam bekerja. Mereka memperoleh keterampilan bagaimana mengelola kegiatan, berkomunikasi dengan orang lain, dan bekerja sama. Beberapa mahasiswa juga bercerita bahwa mereka bisa bertemu teman-teman dari universitas lain,” terang Yusi Riksa Yustiana, koordinator di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Survei yang dilakukan terhadap alumni Angkatan 3 menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti program ini mengalami peningkatan kemampuan secara signifikan, terutama pada aspek kapasitas berpikir, kepemimpinan, dan kolaborasi, serta memiliki self-value dan rasa percaya diri yang baik.
Mayoritas mahasiswa merasa puas terhadap keseluruhan pelaksanaan Program MSIB, termasuk terhadap para mitra dan mentor. Sejumlah mahasiswa bahkan mengaku tetap tertarik mengikuti program MSIB meski tanpa insentif pendanaan karena menilai bahwa program ini dapat memberikan pengalaman baru di dunia kerja. Selain itu, mayoritas Koordinator Perguruan Tinggi juga merasa puas terhadap pelaksanaan program dan sangat merekomendasikan Program MSIB untuk diikuti mahasiswa.
UPI sendiri menjadi salah satu perguruan tinggi yang telah melakukan penyesuaian struktur kurikulum untuk lebih memfasilitasi para mahasiswa mengikuti program-program MBKM, termasuk salah satunya Program MSIB. Kurikulum inti dirancang untuk bisa diselesaikan dalam waktu lima semester, sehingga mahasiswa lebih memiliki keleluasaan untuk mengikuti program-program MBKM di semester 6 dan 7.
Yusi mengatakan, pihaknya memperbolehkan mahasiswa mengikuti MSIB di semester 5 jika mitra yang dipilih sesuai dengan kompetensi program studi. Ini yang disiasati agar secara kurikulum mahasiswa tidak dirugikan tetapi secara kompetensi terpenuhi.
Cerita baik dari para alumni serta dukungan penuh dari perguruan tinggi membuat jumlah peserta Program MSIB dari UPI terus meningkat dari sekitar 400 mahasiswa di angkatan pertama, lalu meningkat menjadi 800 mahasiswa di angkatan kedua dan 1.000 mahasiswa di angkatan ketiga. Pada angkatan empat yang tengah berjalan, peserta dari UPI mencapai lebih dari 1.100 mahasiswa.
Selain mengapresiasi pelaksanaan program, Yusi juga mengapresiasi komitmen mitra dan para mentor yang cukup kooperatif dan komunikatif terhadap pihak perguruan tinggi. Tidak sedikit pula mitra yang menggunakan peluang dari pelaksanaan Program MSIB untuk menawarkan kerja sama lebih lanjut dengan UPI. Menurutnya, MSIB menjadi model program yang dapat dicontoh oleh UPI yang tengah mengembangkan program magang mandiri serta studi independen mandiri.
“Semua kita pelajari dan itu lalu jadi proses pembelajaran untuk kita membentuk magang mandiri. Kami sudah mulai melangkah ke sana karena MSIB mungkin tidak akan terus diselenggarakan, sementara kita lihat ini adalah praktik yang baik. Kalau memang baik kenapa tidak kita lanjutkan,” kata Yusi optimistis. (Hendi/red)