JENDELAPUSPITA – Akhir-akhir ini banyak kasus bullying yang terjadi dari berbagai daerah. Sering terlihat pelaku-pelaku yang melakukan Bullying bangga, merasa dirinya paling hebat dan berkuasa.
Fakta ini sungguh ironis, sebab lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi ruang aman bagi siswa untuk meraih mimpi malah menjelma menjadi ruang yang menakutkan.
Pelaku bullying biasanya memanfaatkan mental korban untuk merusak psikis dan mentalnya. Bullying awalnya di dasari atas saling ejekan dan bercanda. Namun, lama kelamaan menjadi parah hingga mengandung rasis dan SARA.
Akhirnya, menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan seperti penindasan, pemukulan, pencemaran nama baik, dan hal-hal yang bisa merusak mental seseorang. Kerusakannya dapat memunculkan rasa takut, rasa malu, dan putus asa.
Perilaku bullying memiliki dampak yang cukup lama, bahkan bisa sampai kita memasuki usia dewasa. Perundungan senantiasa meninggalkan luka terdalam, susah rasanya untuk menyembuhkannya dalam waktu singkat.
Bayangkan, seorang anak yang sedang berusaha mengejar impian dan cita-citanya, tidak terhitung biayanya, ataupun doa yang sudah ia panjatkan namun patah di tengah jalan.
Bagaimana jika orang tua korban tahu jika anaknya menjadi korban bullying? Hati mereka pasti hancur, bagaimana tidak, anak yang menjadi kebanggaan dan tumpuan harapan mereka, masa depannya hancur di rebut oleh pelaku bullying.
Bullying sepertinya sudah menjamur di kalangan anak sekolah. Baik dari teman, adik kelas, kakak kelas, maupun guru sekalipun tidak terlepas dari perilaku bullying ini. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bullying yakni faktor individu, lingkungan, keluarga, maupun pergaulan.
Bullying kurang mendapat perhatian sehingga masih banyak pelaku yang masih belum jera karena ringannya hukuman, padahal korban sendiri telah menerima dampak yang sulit untuk disembuhkan yaitu trauma.
Seharusnya sekolah mempunyai program anti-bullying yang bisa mensosialisasikan dampak dari Bullying. Selain itu, orang tua juga harus melakukan tindakan untuk mencegah perundungan agar tidak terjadi kepada buah hatinya.
Jangan pernah biarkan dirimu menjadi korban, jika seseorang melemparimu dengan batu, ambilah dan bangun sesuatu dari batu tersebut.
Muhammad Rafly Adhi Pratama, seorang pelajar yang duduk di bangku SMA. Lahir pada 14 November 2005 ini menghabiskan seluruh waktunya dari kecil di Cirebon. Cita-citanya ingin melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.