Jakarta, Perjuangan untuk membangun peradaban melalui pendidikan tidak sekedar membahas kurikulum dan hasil belajar. Bukan sebatas mengajar dan mendidik. Namun, melahirkan pembaharu yang akan menjawab tantangan zaman ini dan yang akan datang. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara inilah yang menjadi harapan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nunuk Suryani, untuk dapat diwujudkan oleh 11.730 guru yang mengikuti Pendiidkan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 8.

Program Pendidikan Guru Penggerak adalah program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar guru dapat menggerakkan komunitas belajar di sekitarnya yang dapat mewujudkan Merdeka Belajar bagi peserta didik.

Nunuk Suryani berpesan kepada Calon Guru Penggerak agar bersabar dalam menjalani pendidikan selama beberapa bulan ke depan dan terus menempa diri, belajar, dan berbagi satu sama lain. “Pendidikan Guru Penggerak bertujuan untuk mendorong guru-guru agar menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa aman, nyaman, dan bahagia bagi para peserta didik,” ujarnya dalam acara Pembukaan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) angkatan 8 yang diselenggarakan oleh Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan (KSPS Tendik) pada Rabu (10/5/2023), di Jakarta.

Direktur KSPS Tendik, Praptono dalam sambutannya menyampaikan jumlah guru yang mengikuti PGP angkatan 8, yaitu sebanyak 11.386 peserta reguler dan 344 peserta rekognisi, sehingga totalnya menjadi 11.730 guru. “Ini baru tahap 1, nanti akan ada tahap 2 di bulan Juli, targetnya 9.000 peserta sehingga totalnya di angkatan ini bisa menjadi 20.000 guru,” ujarnya.

Sampai saat ini, Pendidikan Guru Penggerak sudah selesai sampai angkatan 5. Sementara itu, angkatan 6 dan 7 sedang dalam proses di tahap akhir pendidikan. “Jumlah total 5 angkatan itu adalah 24.038 Guru Penggerak dan secara bertahap akan diangkat jadi kepala sekolah dan pengawas sekolah,” Praptono menambahkan.

Dalam agenda ini juga ditampilkan video dokumenter pendek tentang Khaidir Rahman, Kepala Sekolah SMP 1 Pulau Burung (Riau), yang merupakan lulusan Pendidikan Guru Penggerak angkatan pertama. Sebagai pemimpin pembelajaran yang sudah mengikuti PGP, Khaidir menyadari bahwa guru-guru memang membutuhkan gerakan-gerakan baru.

“Hasil belajar bukan soal siapa paling cepat menyelesaikan materi. Yang penting adalah kebermaknaan ilmu yang diajarkan itu dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya menceritakan model pembelajaran yang ia terapkan setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. (Hendi/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *