JENDELAPUSPITA – Ada kalanya kita terjebak dalam lingkaran penyesalan, merenungkan keputusan-keputusan yang telah kita buat. The Midnight Library adalah sebuah novel yang menyentuh hati, mengupas tuntas emosi-emosi kompleks yang menyertai penyesalan. Melalui perjalanan Nora Seed, kita diajak untuk merenungkan apakah rumput di sisi lain pagar benar-benar lebih hijau.
Nora Seed, seorang yang merasa hidupnya terbalik, payah, dan tidak termotivasi untuk melanjutkan hidupnya. Kesalahan dalam tindakan yang ia ambil selalu menjadi bencana, terlebih lagi ia gagal untuk menikah dengan kekasihnya. Dari hal ia mengecewakan ayahnya karena berhenti menjadi atlet renang. Tidak melanjutkan atau mundur dari posisi vokalis yang telah di buat kakaknya Joe dan temannya. Bahkan Nora juga di pecat dari pekerjaannya sebagai penjaga toko. Serta murid les pianonya yang mengundurkan diri di hari yang sama. Kehidupannya yang sangat gelap itu, tanpa arti yang selayaknya. Memutuskan Nora untuk mengakhiri hidupnya. Namun, alih-alih ia berada di surga seperti di film yang biasa di tonton, Nora terbangun di sebuah perpustakaan yang di kelola pustakawan sekolahnya, Ny. Elm.
Melalui perputakaan megah namun berbatasan antara hidup dan mati dengan jutaan buku penuh kisah hidupnya. Nora Seed di berikan kesempatan untuk memilih dan memperbaiki hidupnya untuk mendapati dirinya memiliki ‘ending’ terbaik baginya. Melalui buku-buku tersebut, Nora Seed menjelajahi waktu dan masuk ke dalamnya. Agar bisa menjalani kehidupan dengan versi dirinya sendiri dan mendapatkan kebahagiaan yang ia inginkan.
Buku ini akan selalu mengingatkan kita pada diri sendiri terutama pada hidup yang sedang kita jalani. Selama hidup, kerap kali merasa menyalahkan diri sendiri atas keputusan atau pilihan hidup yang kita jalani. Di mana memang pada dasarnya kita sebagai seorang manusia, selalu punya pemikiran mengenai kesempurnaan. Sehingga membuat pikiran kita untuk selalu mengaggap kesuksesan sebagai bentuk standar hidup yang bahagia. Namun, untuk mendapatkan hal tersebut perlu memerhatikan diri kita terutama pada standar yang mungkin bisa dicapai, tidak perlu tinggi, karena kesuksesan pada setiap orang akan berbeda.
Terkadang, kita hanya perlu untuk menjalani kehdupan kita, tidak perlu untuk memahami keseluruhan kehidupan diri dengan kehidupan orang lain, dengan membandingkan diri dengan orang lain saja sudah termasuk sebuah keputusan yang salah, lebih baik melihat dan mempraktkkan apa yang orang lain lakukan sepeti konsistennya, penyelesaian masalahnya, dan lain sebagainya yang dapat menunjang kehidupan menjadi lebih baik.
“The Midnight Library” adalah sebuah pengingat yang kuat bahwa hidup adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Setiap pilihan yang kita buat, sekecil apapun, akan membawa kita ke jalan yang berbeda. Novel ini mengajak kita untuk menghargai setiap momen yang kita miliki sekarang, karena kita tidak akan pernah tahu bagaimana kehidupan kita akan berubah jika kita membuat pilihan yang berbeda. Jadi, mari kita nikmati perjalanan hidup ini dengan sepenuh hati.
(Salman/red)