JENDELAPUSPITA –Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, mahasiswa pencinta alam Universitas Budi Luhur mengadakan aksi menolak penggunaan kemasan plastik sekali pakai. Salah satunya dengan penggunaan kemasan Galon Sekali Pakai yang sudah memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Data statistik menunjukkan jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5,4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total produksi sampah Indonesia.
“Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day, kami melakukan pawai dan orasi di depan pintu masuk kampus. Kegiatan itu bertepatan berada di jalan raya untuk menyuarakan bahayanya penggunaan sampah plastik sekali pakai terhadap lingkungan,” ujar Ketua Makopala Universitas Budi Luhur.
Saat mengadakan pawai, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Makopala Universitas Budi Luhur membawa berbagai jenis sampah plastik sekali pakai. Semua sampah berhasil terkumpul dari masyarakat sekitar, seperti galon sekali pakai dan botol-botol plastik. Hal itu untuk menunjukkan bahwa sampah-sampah inilah yang menjadi perusak lingkungan selama ini.
“Kita ingin mengimbau masyarakat khususnya civitas kampus, untuk bisa mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai, salah satunya galon sekali pakai. Selain itu, kita juga ingin mengajak semua pihak agar memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah plastik itu sembarangan. Kalau bisa jangan pakai kemasan plastik yang sekali pakai,” katanya.
Galon Guna Ulang
Yoga menuturkan kegiatan serupa pernah di lakukan Makopala Universitas Budi Luhur pada tahun 2021 dan 2022 lalu. Hasilnya, kesadaran para mahasiswa di Universitas Budi Luhur untuk tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai mulai tercipta. “Sekarang sudah banyak kawan mahasiswa yang membawa tumbler dari rumah. Apalagi pihak kampus juga telah menyediakan beberapa dispenser air galon guna ulang,” tuturnya.
Selain itu, kata Yoga, keberadaan bank sampah di wilayah kampus juga menjadi penyemangat bagi para mahasiswa untuk dengan sadar mengumpulkan sampah-sampah plastik sekali pakai di wilayah kampus dan menyetorkannya ke bank sampah. “Apalagi setiap sampah plastik yang di setorkan para mahasiswa itu ada harganya, bisa berupa uang dan juga emas,” tukasnya.
Muhammad Rafli, relawan bank sampah Universitas Budi Luhur, mengatakan sampah-sampah plastik sekali pakai yang di setorkan para mahasiswa akan di kelola menjadi barang-barang bermanfaat seperti tas, dompet, gantungan kunci dan lain-lain. “Setelah sampah plastik itu terkumpul, kami dari bank sampah akan mengolahnya menjadi kerajinan tangan untuk kemudian di jual,” ucapnya.
Sebagai Ketua BEM Universitas Budi Luhur, Irma Yuli Fajri ingin mengajak semua mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan hidup dengan tetap menjaga lingkungan. “Selain tidak membuang sampah sembarangan, kami juga ingin mendorong masyarakat khususnya kawan-kawan mahasiswa agar mau mengelola sampah yang sudah ada. Karena sampah plastik itu terurainya lama, kita sebaiknya harus mengelola sampah-sampah tersebut dengan baik,” ujarnya.
Orasi di Depan Pintu Kampus
Di akhir kegiatan yang dilakukan, para mahasiswa Budi Luhur ini melakukan orasi di depan pintu masuk kampus yang berada tepat di pinggir jalan raya. Mereka menyuarakan pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai kepada setiap masyarakat yang melintas di jalan tersebut.
Sebelumnya, kegiatan serupa juga diadakan ILUNI Universitas Indonesia. Para mahasiswa UI juga menyerukan untuk tidak menggunakan kemasan sekali pakai ini kepada semua peserta yang hadir dalam acara tersebut. Bahkan, para peserta yang hadir diingatkan untuk membawa tumbler dan tidak diijinkan membawa kemasan minum berbahan plastik sekali pakai. (Hendi/red)