JENDELAPUSPITA – Dalam upaya memperkuat literasi dan budaya membaca Indonesia, pelaksana tugas Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Azis menekankan bahwa peningkatan budaya membaca harus menjadi prioritas utama sebelum peningkatan kemampuan literasi, Rabu (7/2/2024) lalu.
Azis mengungkapkan hasil riset yang menunjukkan minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak, tinggi, tetapi masih ada hambatan dalam akses terhadap bahan bacaan berkualitas dan pendekatan yang tepat dalam pembiasaan membaca.
“Penting bagi kita untuk menyediakan buku bacaan berkualitas sesuai keinginan pembaca. Pendampingan dalam membaca juga penting, terutama bagi anak-anak. Pembacaan harus dilakukan dengan pendekatan yang tepat, termasuk pembacaan nyaring dan pemaparan yang menarik,” ungkapnya.
Azis menambahkan bahwa kebiasaan membaca perlu dibangun sejak kecil, bahkan ketika anak masih di dalam kandungan, sebagai fondasi kuat seiring dengan pertumbuhan anak.
Dalam webinar “Gerakan Indonesia Membaca: Ayo Membaca Nyaring untuk Literasi Indonesia”, Azis menyatakan bahwa dalam mendorong kebiasaan membaca, perlu ada peran komunitas literasi, guru, dan orang tua. Melalui Gerakan Indonesia Membaca, diharapkan terbentuk 10.000 perpustakaan baru di desa-desa, di mana masyarakat didorong untuk aktif membaca dan mengadakan kegiatan literasi.
“Pemberdayaan Gerakan Indonesia Membaca bukan hanya tanggung jawab Perpusnas atau pemerintah, tetapi tugas kita semua. Mari kita tingkatkan minat membaca di kalangan anak-anak agar mereka terpapar dengan hal-hal yang positif,” ajaknya.
Roosi Setiawan, Pendiri Reading Bugs, Komunitas Read Aloud, menyarankan agar membacakan buku secara nyaring menjadi kebiasaan terintegrasi dalam aktivitas sehari-hari, serupa dengan menggosok gigi.
“Pemilihan buku yang sesuai dengan usia dan minat anak menjadi kunci penting dalam membacakan nyaring. Membacakan buku dengan suara yang disukai anak disertai ekspresi dan gestur akan meningkatkan minat membaca anak,” katanya.
Dia juga mencatat bahwa kegiatan membacakan nyaring dapat membantu mengatasi masalah speech delay pada anak dengan memperluas kosakata mereka.
Psikolog anak Grace Euginia Sameve menjelaskan bahwa kegiatan membacakan nyaring oleh orang tua atau guru dapat memengaruhi perkembangan tumbuh kembang anak secara holistik, dari segi kognitif hingga psikososial.
Perpusnas telah menandatangani nota kesepahaman dengan Duta Baca Indonesia, Gol A Gong, sebagai landasan kerja sama dalam pembudayaan kegemaran membaca dan literasi di Indonesia. (Hendi/red)