JENDELAPUSPITA, Jakarta – Sebagai salah satu perusahaan yang banyak menghasilkan produk-produk kebutuhan sehari-hari, P&G Indonesia menjadi salah satu aktor penting dalam ekonomi sirkular. Sebagaimana diketahui bahwa dalam system ekonomi berdaur atau melingkar ini, para pelaku dituntut menjaga agar sumber daya dapat dipakai selama mungkin, menggali nilai maksimum dari penggunaan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk dan bahan pada setiap akhir umur layanan.
Perusahaan menyadari bahwa produk-produk P&G sangat dekat dengan masyarakat. Dari pagi hingga malam hari, kita semua pasti pernah berinteraksi dengan produk P&G. Mulai Shampoo hingga deterjen untuk mencuci baju ataupun sedang pegal-pegal juga diobati dengan produk P&G. Oleh sebab itu, perusahaan menyadari bahwa dengan kemasan-kemasan yang masih menggunakan plastik, telah menjadi perhatian bersama.
Memperkuat dukungan dan komitmennya, Ariandes Veddytaro selaku Senior Brand Manager & Sustainability Champion P&G Indonesia, menyatakan bahwa P&G Indonesia menjalankan programyang berkesinambungan (sustainability) dengan bertumpu pada tiga pilar. Sebagaimana disampaikan dalam acara Festival Ekonomi Sirkular 2023, di Jakarta pada Kamis (27/07/2023)
Tiga pilar yang di maksud Ariandes dalam usaha P&G Indonesia menjaga keberlanjutan lingkungan adalah, Pertama dalam pengelolaan dan penjagaan iklim yaitu dari sisi manufacturing dimana kami sudah menggunakan 100% energi terbarukan. Energi yang digunakan merupakan energi recycle yang setara dengan recycled terhadap lebih dari 12.360 metrik ton Green House Gas dimana pengurangan emisi tersebut setara dengan efek penanaman sekitar 77.000 pohon.
Ini adalah satu bentuk komitmen dari P&G di sisi lingkungan. Kami juga menggunakan sekitar 65,8 juta liter air yang di daur ulang sebagai bentuk upaya kami untuk memastikan air yang kami gunakan dalam proses produksi kami tidak berdampak negatif bagi lingkungan. Lalu pilar ketiga ada dari sisi limbah. Dari sisi hulu atau manufacturing kami, kami sudah menerapkan praktik Zero Waste to Landfill yaitu tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPA.
Dari P&G, kami menyadari bahwa effort yang harus kami lakukan harus dari level hulu ke hilir baik produksi sampai kepada level konsumsi di masyarakat, jelasnya. Hal yang memotivasi perusahaan untuk menjadi agen dalam pengolahan dan daur ulang sampah adalah misi P&G sendiri, yakni mengusung Force for Growth and Force for Good. Lewat misi ini, perusahaan ini terus memastikan bahwa setiap aktivitas bisnis mempertimbangkan aspek lingkungan yang berkelanjutan, mulai dari rantai produksi hingga kemasan setelah dipakai oleh konsumen.
Perusahaan menyadari bahwa dalam hal ini, mereka turut menyumbang sampah dari produk yang kami hasilkan. Sehingga hal itu pula yang menjadi motivasi perusahaan, agar sampah produksi P&G dapat didaur ulang dan digunakan kembali oleh konsumen supaya tidak merusak dan mencemarkan lingkungan. Sehingga P&G benar-benar memerhatikan proses untuk keberlanjutan lingkungan dari hulu ke hilir.
Pada level konsumsi, P&G telah meluncurkan satu program yang disebut Conscious Living di 2021. Program ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengelola dan mengolah sampah untuk dapat didaur ulang.
Pada awalnya, pilot project ini masih dari skala kecil yaitu bersama karyawan P&G. Mereka berhasil mengumpulkan 5.1 ton sampah dalam waktu kurang lebih 1 tahun. Melihat hal tersebut, perusahaan melakukan ekspansi program dengan bekerjasama bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Melalui kerjasama tersebut kami berhasil mengumpulkan kurang lebih 200 ton sampah.
Program Conscious Living ini memang menjadi wadah untuk dapat memberikan dampak baik bagi lingkungan dan masyarakat. Metode yang digunakan dapat mengukur seberapa besar dampak program ini terhadap masyarakat yaitu dengan melihat seberapa banyak pelestari, seberapa banyak partisipasi konsumen dan juga seberapa banyak sampah daur ulang yang dihasilkan dari program ini.
Selama ini kurang lebih 2 tahun ini kami telah mengumpulkan lebih dari 200 ton sampah plastik dan melibatkan hampir 80.000 konsumen. Sekitar 56.000 di wilayah Jawa Barat dan 23.000 di DKI Jakarta. Kami juga telah bekerja sama dengan kurang lebih 8.000 pelestari dari berbagai latar belakang seperti Ibu rumah Tangga, Ojek Online yang mana turut membantu mereka mendapatkan penghasilan tambahan hingga 800.000/bulan. Untuk pelestari yang turut membantu berjalannya program ini, 70% adalah perempuan sedangkan lebih dari 1.000 orang merupakan kelompok disabilitas.
Pengumpulan sampah tersebut tentu saja tidak hanya berefek terhadap lingkungan namun juga masyarakat. Oleh sebab itu, perusaah kemudian berkolaborasi dengan Startup seperti Octopus yang melibatkan banyak pelestari.
Dengan hadirnya program Conscious Living ini, para pelestari juga mendapatkan penghasilan tambahan mencapai 800.000 per bulan. Program ini sangat berdampak positif terhadap sosial dan lingkungan. Dari 8.000 pelestari yang terlibat pada program ini, 5.600 diantaranya datang dari kalangan Ibu Rumah tangga dan 1.000 diantaranya berasal dari kalangan disabilitas. Kami melihat program ini sangat memberikan dampak inklusivitas terhadap seluruh lapisan masyarakat
Ariandes menjelaskan bahwa perusahaan membuka diri bagi kerja sama dan kolaborasi. Saat ini misalnya, perusahaan telah bekerjasama dengan Octopus, juga bermitra dengan banyak bank sampah dibeberapa daerah.
Bagi perusahaan, lewat kolaborasi ini memungkinkan para penggiat bank sampah dapat berpartisipasi lewat Octopus. Mengingat inisiatif para penggiat bank sampah, dimana 80% pelestari berlatar belakang dari Ibu Rumah Tangga.
Misalnya untuk pengelolaan sampah sachet, perusahaan terus berupaya untuk dapat bisa di daur ulang hingga dapat bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. P&G juga bekerjasama dengan beberapa eco agency yang memang sudah memiliki metodologi untuk itu.
Bersama sejumlah mitra-mitra, P&G menjadikan sampah sachet dan juga multilayer menjadi energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi sumber energi terbarukan atau biasa disebut dengan RDF untuk masyarakat. (Hendi/red)