Raira dan Lorong Ujung

JENDELAPUSPITA – Pada suatu sore, saat aku pulang sekolah, ruang tengah kosong karena Ibu sedang pergi ke rumah Nenek sejak pagi. Selesai berganti pakaian, aku menuju ruang kerja Ayah yang berada di ujung lorong rumah.

Sesampainya di ruangan kerja Ayah, aku langsung menyalakan komputer dan bermain game kesukaanku. Sedang asyik bermain game, tiba-tiba pintu terbuka dan muncul adikku, Raira.

“Main, yuk!” ajaknya dengan suara khas anak kecil.

Aku pun menghampirinya. Raira tersenyum lebar dan berlari ke ruang tamu. Di sana, dia mengobrak-abrik isi boks mainan. Mengeluarkan lilin mainan dan membentuk bunga kecil.

Saat ku dekati Raira beranjak dari duduknya dan langsung ke dapur. Ia menunjuk-nunjuk kulkas. Kubukakan pintunya, Raira kemudian mendekat dan ingin diambilkan susu. Namun, entah mengapa suaranya terdengar seperti jauh di telingaku. Padahal, jelas-jelas dia ada di hadapanmu.

Setelah kuambilkan susu dan kutuangkan isinya ke dalam gelas. Kutaruh gelasnya di atas meja makan, sementara Raira menaiki kursi lalu duduk di hadapan gelas susu itu.

“Ting! Tong!” Suara bel rumah berbunyi. Raira turun dari kursinya dan berlari ke arah lorong ujung rumah. Aku pun bergegas menuju pintu depan dan membukanya.

Ternyata Ibu sudah pulang dan tampak kerepotan membawa tas belanjaan cukup besar sambil menggendong Riko, adik bungsuku yang tertidur.

“Aduh, Rian. Kenapa ruang tamu berantakan begini, sih?” Ibu mulai mengomel. Beliau memang sangat disiplin mengajarkanku untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah.

“Bukan, Rian, Bu. Tapi, Raira yang berantakin,” jawabku kesal.

“Apa, sih? Raira dari tadi ikut Ibu, kok,” kata Ibu heran, “Tuh, masih ada di mobil.”

Aku pun bergegas ke mobil untuk memastikan ucapan Ibu. Kubuka pintu tengah, tampak Raira menggosok matanya.

Raira dan Lorong Ujung
Nisrina Kalyani
Kelas 7, MTs Ponpes Riyadhul Huda 2
Bandung Barat
Nisrina Kalyani
Kelas 7, MTs Ponpes Riyadhul Huda 2
Bandung Barat