Dinamika situasi keseharian dengan beragam tuntutan menjadi tantangan bagi orang tua maupun anak untuk membangun mental yang sehat atau mental health. Kesadaran atas kesehatan mental menjadi upaya berkelanjutan untuk membangun pengalaman pribadi yang terus bertumbuh dengan sehat.
Pada masa yang penuh tantangan ini, yang membutuhkan mental yang sehat tidak hanya orang tua. Membangun mindset dan kebiasaan untuk kesehatan mental justru sebaiknya diupayakan sejak dini. Karena sehat secara mental selama masa kanak-kanak akan membantu mereka mencapai tonggak perkembangan dan emosional secara maksimal saat remaja maupun dewasa.
Anak-anak yang terbiasa mengupayakan kesehatan mental sejak dini akan terbantu dalam mempelajari keterampilan sosial yang sehat dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Kesehatan mental anak akan membantu mereka memiliki dan mengusahakan kualitas hidup yang positif dan dapat berfungsi dengan baik dimanapun mereka berada.
Kesehatan mental bukanlah tujuan tapi proses. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita perlu membantu anak untuk beradaptasi dengan proses. Proses akan membangun mindset, mindset akan meningkatkan kesadaran, kesadaran akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan akan menjadi metode kontrol alami bagi anak terhadap kondisi kesehatan mental mereka.
“Salah satu cara sederhana yang mudah tapi tidak mudah adalah membiasakan anak dengan rutinitas tidur yang tepat. Rutinitas sehat namun paling menantang,” ujar Yasinta Indrianti selaku Psikolog.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa anak mengalami peningkatan melatonin lebih awal di malam hari dibandingkan dengan remaja dan orang dewasa, sehingga waktu alami anak usia sekolah untuk tertidur adalah antara pukul 7 hingga 8 malam. Kebiasaan tidur yang baik sejak dini sangat penting tidak hanya untuk pertumbuhan, fungsi kekebalan, namun juga perilaku.
Kebiasaan ini perlu upaya dan komitmen dari orang tua karena tidak jarang anak yang terbiasa tidur malam bahkan tengah malam karena mengikuti ritme tidur orang tuanya. Pada awalnya mungkin anak terbiasa tidur sesuai dengan waktunya, namun aktifitas keluarga membuat anak tanpa sadar mengalami perubahan jam tidur. Karena ada kegiatan diluar rumah, karena nonton bersama atau karena kesibukan lainnya yang membuat anak akhirnya mengikuti ritme anggota keluarga lainnya. Akhirnya anak terbiasa bahkan susah untuk tidur lebih cepat sebelum tengah malam tiba.
Rutinitas yang terlihat sepele ini ternyata memberikan dampak signifikan bagi tumbuh kembang anak terutama dalam membangun kebiasaan yang sehat bagi kesehatan mentalnya. Anak yang kurang tidur akan menyuarakan ketidaknyamanannya dengan perilakunya. Anak mudah rewel, merasa kesal dan mudah mengalami bad mood sepanjang hari karena penyebab yang bahkan mereka belum bisa pahami dan tidak bisa mereka ungkapkan. Jika kebiasaan ini terus dibiarkan, anak mungkin akan lebih mudah merespon situasi-situasi yang tidak nyaman dengan cara yang sama. (Hendi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *