JENDELAPUSPITA – Secara umum, anak usia kurang dari 5 tahun akan mengalami infeksi virus ringan sekitar 8-12 kali dalam setahun. Setelah anak memasuki usia sekolah, umumnya mereka akan lebih jarang sakit, yaitu sebanyak 5-6 kali dalam setahun, dan pada remaja 2-3 kali dalam setahun. Hal ini disebabkan oleh kekebalan tubuh anak yang belum sempurna dan masih dalam masa tumbuh kembang, sehingga cukup wajar apabila anak mengalami infeksi ringan beberapa kali dalam setahun, terutama anak yang berusia lebih muda.

Namun, penyakit berat tetap bisa mengancam kesehatan anak-anak kita. Beberapa penyebab kematian terbanyak pada anak di antaranya adalah: pneumonia, komplikasi bayi prematur, asfiksia pada bayi yang baru lahir, kelainan kongenital, diare, infeksi berat/sepsis, dan sebagainya. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menjaga kesehatan anak agar tidak mudah sakit, dan walaupun sakit, cegah sebelum penyakit anak berkembang menjadi lebih berat.

Beberapa Tips yang Dapat Diterapkan agar Anak Tidak Mudah Sakit adalah:

  • Melengkapi Imunisasi
  • Memberikan Gizi yang Seimbang
  • Memberikan Stimulasi Adekuat sesuai Usia
  • Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Imunisasi

Definisi: Imunisasi adalah upaya untuk menimbulkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila terpapar dengan penyakit tersebut anak tidak sakit atau hanya mengalami sakit yang ringan saja. Imunisasi bukanlah obat, melainkan virus/bakteri mati ATAU komponen virus/bakteri ATAU virus/bakteri hidup yang sudah dilemahkan.

Mengapa Imunisasi Penting?

Imunisasi bisa melindungi terhadap penyakit infeksi yang berat. Semakin banyak orang yang diimunisasi akan semakin banyak orang yang terlindungi, sehingga mencegah penularan penyakit pada anak/orang yang tidak dapat diimunisasi.

Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi: Polio, Tuberculosis (TBC), Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Pneumonia, Sindrom Rubella Kongenital, Cacar Air, Influenza, Diare karena rotavirus.

Gizi

Salah satu cara pencegahan anak agar tidak mudah sakit juga dapat dilakukan dengan memberikan gizi yang baik dan seimbang pada anak. Seorang anak memerlukan nutrisi yang optimal untuk bertumbuh dan berkembang, agar kekebalan tubuhnya kuat untuk melawan penyakit. Pemberian nutrisi dapat dimulai sejak ASI eksklusif usia 0-6 bulan, kemudian diberikan MPASI hingga usia 1 tahun dan selanjutnya anak dapat diberikan nutrisi makanan keluarga hingga dewasa.

Stimulasi

Stimulasi adalah upaya yang dilakukan untuk merangsang perkembangan otak anak sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian, serta perilaku dan emosi pada anak berlangsung optimal sesuai dengan umurnya. Stimulasi bisa dilakukan setiap saat, sesuai usia, dan dalam suasana yang nyaman bagi anak. Stimulasi yang baik akan berkontribusi pada anak yang berkembang sesuai potensi usianya, sehingga berkontribusi juga terhadap kesehatan anak secara umum.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan serangkaian aktivitas yang menunjang hidup seorang anak untuk menjaga kualitas hidup seorang anak dan melindungi kesehatannya. Selain orangtua yang menerapkan, ajak anak juga turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, bahkan sejak usia sangat dini. Hal ini bertujuan agar terbentuk kebiasaan yang baik untuk kehidupan anak di masa depan. Beberapa poin Perilaku Hidup Bersih dan Sehat meliputi:

  • Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
  • ASI Eksklusif hingga usia bayi 6 bulan
  • Melakukan penimbangan bayi/balita berkala di Posyandu
  • Ketersediaan air bersih untuk semua keluarga
  • Cuci tangan pakai sabun
  • Ketersediaan jamban sehat
  • Memberantas jentik nyamuk
  • Mengkonsumsi buah dan sayur
  • Melakukan aktivitas fisik setiap hari
  • Tidak merokok di dalam rumah

Kesimpulan

Agar anak tidak mudah sakit, penuhi semua aspek tumbuh kembang anak, yaitu: imunisasi, gizi, dan stimulasi. Selain itu, terapkan juga perilaku hidup bersih dan sehat. Ajari anak untuk terlibat langsung, agar membentuk kebiasaan baik di masa depan.

(Sumber: dr. Tiara Nien Paramita, M.Sc, Sp.A – RSAB Harapan Kita/Hendi/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *