Bulan Ramadan merupakan bulan yang dinantikan oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Khususnya, momen puasa yang merupakan waktu istimewa untuk melakukan amal ibadah dan berbuat baik kepada sesama.

Kondisi tubuh yang lemas, letih, dan lesu umum dialami saat berpuasa. Menahan haus dan lapar seharian menyebabkan penurunan kadar gula darah di dalam tubuh sehingga tidak berenergi. Walaupun begitu, kondisi tubuh yang lemas hingga mengganggu aktivitas dapat dicegah. Berikut beberapa tips dan cara untuk menjaga tubuh tetap fit dan sehat di bulan suci Ramadhan.

  1. Memenuhi Kebutuhan Cairan Tubuh

Tubuh manusia umumnya membutuhkan asupan air setidaknya 2 liter sehari atau setara dengan 8 gelas air putih. Sebab, 70 persen tubuh manusia terdiri dari air. Jika tubuh kekurangan cairan, fungsi-fungsi tubuh akan terhambat dan mengakibatkan tanda-tanda dehidrasi seperti rasa haus yang ekstrem, mulut kering, pusing, lemas, serta sulit fokus.

Menurut Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, kebutuhan air putih harus tetap terpenuhi di bulan puasa dengan mengonsumsi 8 gelas air putih.

  1. Memilih Asupan Saat Sahur dan Berbuka Puasa

Penting bagi kita untuk memilih jenis makanan dan minuman yang tepat saat sahur maupun berbuka puasa. Selain untuk bekal seharian berpuasa, pemilihan asupan yang bergizi dan bernutrisi dapat menjaga tubuh tetap bugar dan lebih berenergi saat menjalani ibadah puasa.

Saat sahur, pilihlah makanan bergizi seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Makanan tersebut juga dapat diolah dengan cara dikukus atau direbus. Sebaliknya, hindari atau batasi makanan yang digoreng karena dapat membuat tubuh cepat haus. Tak lupa, kebutuhan serat dari buah dan sayur juga harus dipenuhi untuk memperlambat proses konversi karbohidrat menjadi gula.

Saat berbuka puasa, mulailah dengan minum segelas air putih dan kudapan manis yang berasal dari buah-buahan seperti kurma, semangka, dan jeruk. Konsumsi kudapan manis dapat menaikkan kembali kadar gula darah yang turun selama puasa. Hindari pula makan berlebihan, karena dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan.

  1. Mengatur Aktivitas Fisik

Menurut World Health Organization (WHO), aktivitas fisik sangat bermanfaat bagi kesehatan dan dianjurkan untuk dilakukan secara teratur. Anak-anak hingga usia 17 tahun membutuhkan setidaknya 60 menit olahraga intensitas sedang hingga berat setiap hari. Sedangkan, orang dewasa (18-64 tahun) disarankan untuk melakukan aktivitas fisik selama 75-150 menit latihan aerobik berat setiap hari.

Saat berpuasa, tubuh mungkin terasa lemas dan mudah lelah. Meski begitu, bukan berarti tidak dapat melakukan olahraga sama sekali. Kita dapat mengatur aktivitas fisik sehingga simpanan energi di dalam tubuh dapat terjaga dan puasa berjalan lancar. Agar tidak menguras tenaga, disarankan untuk menghindari aktivitas fisik yang terlalu berat. Aktivitas fisik ringan seperti bersepeda, jalan kaki, dan yoga dapat dilakukan 30-60 menit sebelum berbuka puasa. Selain itu, aktivitas fisik juga dapat dilakukan 60 menit setelah waktu berbuka puasa. Sebab, aktivitas setelah makan dapat memicu terjadinya rasa mual hingga gangguan pencernaan. Oleh karena itu, aktivitas fisik juga harus dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh.

  1. Mengatur Pola Tidur

Selain melakukan aktivitas fisik, pengaturan pola tidur juga sama pentingnya. Pasalnya, pola tidur dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental manusia. Saat tidur, tubuh mengalami proses detoksifikasi dan memproduksi hormon-hormon imunitas yang mempengaruhi kinerja otak dan produktivitas.

Agar dapat mengatur pola tidur saat puasa, kita harus membiasakan diri untuk memiliki jam tidur yang sama setiap hari. Saat sudah memasuki waktu tidur, hindari bermain ponsel maupun menonton film. Dengan mengatur kualitas tidur, tubuh akan lebih segar sehingga tidak mudah mengantuk di siang hari.(Hendi/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *