JENDELAPUSPITA – Cerita horor merupakan cerita yang ditulis untuk menimbulkan perasaan menegangkan atau takut yang amat sangat. Jadi, ketika ada yang membaca cerita kita, mereka akan merinding dan bergidik.
Bahkan, cerita horor yang bagus bisa membuat pembacanya terbayang-bayang dan efeknya bisa sampai ketakutan berhari-hari. Semakin pembaca tidak bisa tidur karena terbayang sosok horor dalam cerita, maka semakin keren cerita tersebut.
Pada dasarnya, menulis cerita horor tidak memiliki banyak perbedaan dengan menulis genre lainnya. Namun, karena kita harus menyisipkan ketakutan, keseraman, atau ketegangan sebagai unsur utama cerita, maka kita perlu memfokuskan diri untuk dapat menampilkan unsur tersebut semaksimal mungkin. Berikut tips menulis cerita horor!
Gunakan Ketakutanmu Sendiri sebagai Ide Cerita
Apa yang kalian takutkan? Kegelapan? Rasa sepi ketika sendiri? Apa pun itu, kita bisa menggunakannya untuk mengangkat ketakutan dalam cerita sehingga lebih kuat dan menggigit. Sebab, ketika menceritakan ketakutan diri sendiri, kita bisa mendeskripsikan rasa takut itu lebih alami, tidak dibuat-buat.
Misal, jika kita takut terhadap kegelapan, kita bisa membuat latar cerita berada di ruang gelap, pengap, dan kesulitan untuk bernapas. Seperti terkunci di kamar mandi, terowongan panjang tak berujung, dan lain-lain. Gambarkan ketakutan kita dengan sempurna.
Tetapkan Hantu sebagai Apa dalam Cerita
Kesan seperti apa yang ingin disampaikan kepada pembaca mengenai sosok horor atau subjek ketakutan dalam cerita? Apakah kita ingin pembaca membenci sosok tersebut, atau justru menyukainya? Atau hanya sekadar merasa takut dengan wujudnya yang seram.
Di sini, penulis bisa memilih hantu sebagai sosok baik yang membalaskan dendam karena semasa hidupnya pernah disakiti. Misalnya, hantu anak SMA yang meneror satu sekolah karena dulunya sering dibully. Silakan tentukan pilihanmu, ya!
Memilih Latar Cerita yang Tepat
Untuk pembaca Indonesia, kisah tentang drakula atau manusia serigala mungkin tidak akan semenakutkan kepala buntung yang menggelinding bergelimang darah. Lingkungan atau setting adalah sesuatu yang penting dalam penulisan cerita
Setting tidak hanya berupa tempat atau lokasi, tapi kita juga bisa menjadikan kepercayaan, adat istiadat, dan sosial budaya sebagai setting atau latar. Jangan lupa untuk menyesuaikan antara setting dengan jenis sosok horor yang dipilah, ya!
Hindari Sesuatu yang Mudah Ditebak
Ketika kita menulis cerita horor, maka kita perlu menghindari untuk membuat jalan cerita yang mudah ditebak. Contoh Kuntilanak menjadi hantu karena bunuh diri atau dibunuh adalah cerita horor yang mudah ditebak karena pembaca sudah sering membaca cerita seperti itu.
Carilah plot yang tidak terpikirkan sama sekali oleh pembaca atau mereka sama sekali tidak membayangkan jalan ceritanya. Hiks, sulit sekali, ya? Betul, membuat cerita dengan jalan cerita yang tida mudah ditebak memang tidak mudah. Tapi sulit bukan berati tidak bisa, bukan?