JENDELAPUSPITA, Surabaya – Kementerian Agama siap menerapkan kurikulum merdeka di Jawa Timur. Kesiapan ini di tandai dengan penetapan 7 madrasah piloting di Jawa Timur dalam gelaran Peluncuran Implementasi Kurikulum Merdeka Jawa Timur. Selain itu, di adakan Bedah Buku Kisah Transformasi Pembelajaran Daerah di Surabaya, Selasa (20/6/2023).

Seremonial peluncuran di lakukan dengan menekan jari secara virtual oleh Kapusdiklat Kemenag Mastuki, Deputy Directur Inovasi-Learning, Kedutaan Australia Feiny Santosa, dan Kepala Bagian Tata Usaha mewakili Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur Santoso.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Moh. Isom Yusqi menyampaikan apresiasi atas di laksanakannya launching IKM di Jawa Timur.

“Terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pejabat dan peserta yang terlibat dalam launching IKM ini. Semoga membawa kebaikan bagi perkembangan Madrasah di Indonesia,” kata Direktur KSKK Madrasah, Ishom Yusqi yang hadir mewakili Dirjen Pendidikan Islam M. Ali Ramdhani.

“Harapannya tahun 2024 semua madrasah sudah melaksanakan kurikulum merdeka, terutama setelah IKM di launching secara nasional,” tutur Moh. Isom Yusqi yang hadir secara daring.

Menurutnya, jika Provinsi Jawa Timur melaksanakan dengan baik, sudah mewakili 25% tuntas, di lanjutkan Provinsi Jawa Tengah dan Aceh hingga mencapai 90%. “Selebihnya provinsi lainnya 10%. Mengingat jumlah madrasah di Indonesia mencapai 86 ribu, khusus di Jawa Timur mencapai 21 ribu”, imbuhnya.

Madrasah Piloting

Untuk mencapai harapan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) ini, Kemenag pun melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.

Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Mastuki yang hadir dalam acara launching menyampaikan, Pusdiklat telah mengadakan pelatihan terhadap 416 madrasah sasaran di seluruh Indonesia. Menurut Mastuki, strategi ini di laksanakan karena terinspirasi dari praktik baik implementasi kurikulum merdeka (IKM) berbasis komunitas yang di laksanakan Project Inovasi Pendidikan Indonesia.

“Kemenag terbuka berkolaborasi dengan pihak manapun untuk IKM di madrasah ini. Baik kementerian/lembaga atau Project Inovasi, atau lembaga swasta seperti Putera Sampoerna Foundation,” tambahnya.

Skema pelatihan IKM Berbasis Komunitas di harapkan mendorong madrasah terbiasa berkolaborasi dengan pemangku kepentingan dan mengoptimalkan potensi yang di miliki.

“Praktik baik IKM sangat relevan dengan kondisi madrasah. Secara historis praktik kurikulum merdeka itu sudah ada di pesantren yang menginspirasi pembelajaran di madrasah dan sekolah. IKM yang berpusat pada kekuatan figur guru dan berpijak pada pembelajaran berdiferensiasi telah di praktikkan pesantren melalui pola pembelajaran “sorogan” (individual learning process) dan “bandhongan” (collective learning process),” tutur Mastuki.

“Keteladanan oleh guru sangat di perlukan, kemampuan memahami secara tepat talenta dan karakteristik masing-masing siswa. Karena setiap siswa mengalami perkembangan pembelajaran yang berbeda-beda, metode belajar ngaji “sorogan” (individual learning process),” paparnya.

Peluncuran di hadiri oleh Konjen Australia di Surabaya Ms. Fiona Hogart, Deputy Di rector Inovasi-Learning Feiny Sentosa, Direktur Puskujar BSKAP Kemenristekdikbud, pejabat Kanwil Kemenag Jatim yang di wakili Plt. Kepala Bidag Pendidikan Madrasah, Santoso, dan Head of Program Development Putra Sampoerna Foundation, Juliana.

Tujuh Piloting Madrasah Implementasi Kurikulum Merdeka

  1. MI Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo
  2. MI Ma’arif Ketegan Sidoarjo
  3. MI Muhammadiyah 3 Penatarsewu Sidoarjo
  4. MI Muhammadiyah 2 Kedungbanteng Sidoarjo
  5. MIN 2 Sedati Sidoarjo
  6. MINU KH Mukmin Sidoarjo
  7. MI Muslimat NU Pucang Sidoarjo

(Hendi/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *