Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) melepas 2.129 wisudawan pada gelaran Wisuda Program Doktor ke-7, Program Magister ke-45, Program Sarjana ke-76, Spesialis ke-2 dan Program Diploma Tiga.
Rincian lulusan UMJ kali ini, yaitu 8 wisudawan Program Doktor, 237 Program Magister, 7 Program Spesialis, dan 1.861 Program Sarjana pada Selasa (29/11). Acara dibagi dua sesi dengan peserta pada sesi 1 diikuti sebanyak 1.069 wisudawan dan sesi 2 sejumlah 1.060 wisudawan.
Pada Orasi ilmiahnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P menyatakan bahwa Indonesia memiliki empat pilar untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, “Yaitu pembangunan manusia serta penguasaan IPTEK, ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, lalu pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan,” ujar Menko PMK.
Oleh karenanya, Muhadjir menegaskan kepada wisudawan untuk tidak hanya memiliki skill sesuai dengan kemampuannya tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri.
Dalam sambutannya, Rektor UMJ Ma’mun Murod, menyatakan bahwa lulusan UMJ harus mengisi ruang kosong yang kurang baik dengan integritas dan kejujuran, dengan mengimplementasikan keadilan baik untuk diri sendiri maupun orang lain dan tetap sebarkan dakwah Islam di mana pun wisudawan bekerja, tentunya dengan dakwah Islam yang berkemajuan dan moderat. Selepas sambutan, Ma’mun mendapuk Muhadjir melantunkan senandung sholawat yang berjudul Assalamu’alaika. Suasana seketika menjadi syahdu sampai para peserta wisudawan ikut serta bershalawat bersama, dan memberikan tepuk tangan yang meriah di akhir shalawat.
Kepala Bagian Umum (LLDIKTI) Wilayah III DKI Jakarta, Novianto, S.Kom., M.Si., dalam sambutannya mengatakan bahwa lulusan UMJ harus terus meningkatkan hardskill dan softskill untuk bekal masa depan, dengan peran 6C yaitu Character, Citizenship, Critical Thinking, Creativity, Collaboration, dan Communication. “Dengan peran tersebut, diharapkan wisudawan UMJ berkompeten dan mampu bersaing di masa kini dan masa depan,” ucap Novianto.
Sementara itu, di sesi kedua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah yang diwakili oleh Prof. Dr. H. Thobroni, M.Si. mengatakan bahwa polemik tersebut dapat diatasi dengan syarat lulusan UMJ yang berkompeten, dibarengi dengan jiwa pembaharu dan philantropis (semangat amal saleh).
“Tantangan yang bersifat praktis adalah tantangan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai manusia. Ini harus dihadapi dengan kompetensi diantaranya knowledge, skill, dan softskill yang Anda miliki disertai dengan kerja keras, keuletan, ketekunan, ketabahan dan kesabaran,” tutur Thobroni.
Lebih lanjut, ia mengutarakan bahwa menjadi lulusan UMJ mendapatkan nilai plus yaitu dibekali Al-Islam Kemuhammadiyahan.Menurutnya, dengan modal ini menjadi sarjana yang religious, pejuang dan pengabdi untuk meraih keselamatan kebahagiaan dunia dan akhirat. Lalu, dapat dikembangkan sebagai sarjana muslim yang berjiwa pembaharu (Islam yang berkemajuan) dan berjiwa semangat amal shaleh.
Wakil Koordinator Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten Prof. Ahmad Thib Raya, M.A. mengungkapkan bahwa terdapat empat kecerdasan dalam Islam yang perlu diketahui bagi lulusan UMJ untuk melanjutkan kehidupan setelah wisuda, yaitu intelektual, emosional, moral, dan spiritual.