JENDELAPUSPITA – WS Rendra, lahir di Solo tanggal 7 November 1935. Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.
Nama WS Rendra telah malang melintang di dunia sastra Indonesia sejak puluhan tahun lalu sebelum tutup usia. Sejak remaja, dia sukses melahirkan berbagai puisi, skenario teater, cerpen, sampai esai sastra yang dipublikasikan di media massa.
Si Burung Merak
WS Rendra mendapat julukan sebagai ‘Si Burung Merak’. Julukan ini muncul saat ia dan seorang sahabat asal Australia mengunjungi Kebun Binatang Gembira Loka di Yogyakarta. Saat tiba di depan kandang burung merak,ada seekor merak jantan yang tengah dikerubungi merak betina. Dia pun berkata, “Seperti itulah saya’. Sejak saat itu, julukan ‘burung merak’ disematkan.
Mendirikan Bengkel Teater
Pada 1967, WS Rendra mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Melalui Bengkel Teater itu, ia melahirkan banyak seniman di antaranya adalah Sitok Srengenge, Radhar Panca Dahana, Adi Kurdi, dan lain-lain. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, ia memindahkan Bengkel Teater ke Depok pada Oktober 1985.
Pernah Ditangkap dan Dipenjara
Aktivitas WS Rendra selama menjadi seniman bukan tanpa rintangan. Dilansir dari buku berjudul Karya dan Dunianya (Bakdi Soemanto), dia pernah ditangkap dan dipenjara di Pusat Penahanan Polisi Militer Guntur. Ia dibebaskan 9 bulan tanpa diadili. Setelahnya, WS Rendra tidak diizinkan untuk menggelar pementasan puisi dan drama sampai 1986.
Memiliki Banyak Karya Sastra
Di dunia puisi, syair-syairnya masih dikenang sampai sekarang. Di antaranya Balada Orang-orang Tercinta, Blues untuk Bonnie, Sajak-sajak Sepatu Tua, Nyanyian Orang Urakan, Potret Pembangunan dalam Puisi sampai Sajak Sebatang Lisong. Tak hanya dunia puisi dan teater, ia juga bergabung dalam grup musik Kantata Takwa bersama dengan Iwan Fals, Setiawan Djody, dan lainnya.