Zoom Video Communications, Inc., baru-baru ini meluncurkan institusi layanan kesehatan dengan memanfaatkan komunikasi video. Layanan tersebut menghadirkan model industri kesehatan yang mengedepankan digital dengan layanan kesehatan hybrid dalam konferensi Healthcare Information dan Management Systems Society (HIMSS) 2022 di Nusa Dua, Bali pada 28 September 2022.
Global Healthcare Lead Zoom, Ron Emerson dan APAC Leader for ISV/Developer Platform Business Development Zoom, Benjamin Lim, membawakan presentasi bertajuk, “The Rise of Digital-first and Decentralized Healthcare” dalam sebuah sesi keynote, bersama dengan para pembuat kebijakan, dan pakar bidang layanan medis dari seluruh Asia Pasifik, untuk memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai penggunaan platform Zoom dalam layanan kesehatan virtual.
Pada sesi keynote HIMSS, Zoom membagikan beberapa tren layanan kesehatan yang utama, termasuk:• Layanan kesehatan yang mengedepankan digital: terdapat korelasi antara akses ke perawatan dan kualitas layanan. Hal ini membuat sistem layanan kesehatan yang mengedepankan digital dan mudah digunakan.
Namun, mengedepankan digital bukan berarti layanan hanya berbentuk digital, melainkan bagaimana kunjungan pertama atau perawatan lanjutan secara hybrid—memadukan kunjungan tatap muka perawatan secara virtual— memiliki potensi menjadi norma baru. • Adopsi telemedicine: kunjungan virtual dengan bantuan video meningkat selama pandemi dan telemedicine telah menjadi solusi layanan kesehatan virtual yang hemat biaya. • Layanan kesehatan terdesentralisasi: penyedia layanan kesehatan menjangkau pasien di seluruh rangkaian perawatan yang sama, sebagaimana mereka terima di rumah sakit, serta menunjukkan pergeseran fokus dari penanganan penyakit ke penjagaan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Zoom bermitra dengan HIMSS APAC untuk meluncurkan Digital Innovation Showcase, dengan mengundang starup teknologi kesehatan untuk memberikan solusi inovatif.
Kemampuan digital ini memanfaatkan komunikasi video dalam rangka memberikan layanan kesehatan yang mengedepankan digital. Perusahaan teknologi kesehatan yang berbasis di Singapura, SmartFuture, muncul sebagai pemenang pada sesi final di Bali.
Kemajuan dalam komunikasi video, bersama dengan pergeseran perilaku konsumen, mendorong industri kesehatan untuk lebih berorientasi pada pasien.
Strategi yang mengedepankan digital dan didasarkan pada kebutuhan pasien ini memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk memberikan hasil yang lebih baik dalam seluruh rangkaian perawatan.Saat ini, masyarakat lebih aktif merawat kesehatan dan kesejahteraan mereka dengan menumbuhkan minat untuk menjaga kesehatan dan mengubah gaya hidup, mencari tahu tentang gejala dan pilihan pengobatan yang tersedia bagi mereka, serta metode pencegahan lainnya.
Menurut studu Bain & Company, pemanfaatan telehealth di Indonesia telah tumbuh dari 25% pada 2019 menjadi 51% pada 2021. Persentase tersebut diperkirakan akan terus meningkat menjdi 72% pada 2024.
Ketersediaan solusi telehealth dan layanan kesehatan virtual menjadi semakin penting, sebab konsumen semakin memegang kendali terhadap akses layanan kesehatan.
“Tujuan kami adalah untuk menggunakan telemedinice saat dibutuhkan. Model yang ideal bukanlah model yang serba digital—saat semua layanan dilakukan melalui video atau virtual—melainkan didasari pada penerapan klinis yang nyata, yang mampu mempermudah akses bagi orang-orang yang membutuhkan perawatan kesehatan.
Oleh karena itu, penyedua layanan kesehatan dapat membuat keputusan yang lebih baik saat menentukan tindakan lanjutan terhadap pasien,” kata Ron Emerson, Global Healthcare Lead di Zoom. Zoom membantu para dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan layanan berkualitas tinggi dan hemat biaya untuk memenuhi kebutuhan layanan yang dinamis.
Platform Zoom yang aman bisa memenuhi kebutuhan penyedia layanan kesehatan, farmasi dan bioteknologi, serta perangkat medis yang dinamis. Solusi Zoom digunakan secara efektif dalam telehealth, layanan kesehatan, kolaboratif, pendidikan kedokteran, dan population-based care di seluruh rangkaian layanan kesehatan untuk pasien di seluruh dunia.
“Selain kunjungan doktet virtual, langkah selanjutnya bagi penyedia layanan kesehatan adalah mengintegrasikan video di seluruh spektrum layanan kesehatan dan administrasi. Dengan demikian, penyedia layanan kesehatan dapat membantu meningkatkan dan merampingkan alut kerja mereka, meningkatkan efisiensi, dan mendorong agar saling berbagi pengetahuan. Apabila penyediaan layanan kesehatan diiringi dengan penerapan komunikasi video dalam proses penagihan dan penggantian biaya, pertemuan dengan vendor, hubungan antar karyawan, dan fungsi administratif penting lainnya.
Maka hal ini, dapat mendukung bisnis layanan kesehatan agar tetap berjalan gesit dan kompetitif,” sambung Emerson.